Pada kunjungan terakhirku di California itulah, terjadi suatu peristiwa yang merupakan jalan bagiku untuk menerima Kristus. Aku mulai mempertanyakan janji Iblis yang mengatakan bahwa ia lebih berkuasa daripada Allah.
“Imam kepala pria” (dalam kelompok penyembah Setan) mengumpulkan kami (para imam kepala) bersama dan mengatakan kepada kami, bahwa ada satu keluarga Kristen di dekat daerah itu yang telah mencampuri urusan Iblis; mereka telah mempertobatkan beberapa anggota kelompok penyembah Setan menjadi milik Kristus. Iblis memberi perintah untuk membunuh mereka.
Imam kepala itu mengatakan kepada kami bahwa kami harus bersatu bersama-sama di dalam roh kami dan membunuh mereka. Jadi, kami duduk di dalam lingkaran di depan kami dan secara sadar membiarkan roh kami keluar (yang juga disebut "Astral Project", yakni mengeluarkan roh dari tubuh sendiri dengan menggunakan kuasa Iblis), dan pergi ke rumah keluarga itu untuk membunuh mereka. Aku sendiri sebenarnya tidak antusias dengan rencana ini, namun aku tidak mempunyai pilihan lain; jika tidak patuh, maka aku akan dibunuh.
Alangkah terkejutnya kami saat tiba di rumah keluarga itu, kami tidak bisa maju lagi karena rumah itu dikelilingi oleh banyak malaikat berjubah putih. Malaikat-malaikat itu berdiri merapat bahkan sampai bahu mereka bersentuhan sambil bergandengan tangan. Mereka tidak bersenjata, namun tak seorangpun dari kami yang mampu menerobos pertahanan mereka bagaimanapun kerasnya kami mencoba. Setiap senjata yang kami gunakan terpental kembali dan mereka tidak terluka sama sekali. Mula-mula mereka menertawakan kami, menantang kami untuk maju lagi dan mencoba melalui mereka.
Anggota kelompok kami makin lama makin marah, tiba-tiba roman wajah mereka berubah dan pandangan mereka yang tajam membuat kami semua terjatuh di tanah. Suatu pengalaman memalukan yang pernah ku alami. Namun aku tidak pernah melupakan saat aku duduk di atas tanah memandang mereka. Salah satu malaikat itu memandang langsung ke arah mataku dan berkata dengan suara penuh kasih,”Bersediakah engkau menerima Yesus sebagai Tuhanmu? Jika engkau di jalan yang kau jalani sekarang, engkau sedang menghancurkan dirimu sendiri, Iblis sesungguhnya membencimu, namun Yesus amat mencintaimu sehingga Dia mati untukmu. Arahkan hidupmu kepada Yesus.”
Itu merupakan akhir perlawananku. Aku menolak untuk menyerang mereka lagi. Aku benar-benar “terpukul”. Anggota kelompokku yang lain masih mencoba terus namun tetap gagal. Aku tidak tahu apakah keluarga itu tahu, kalau ada “pertempuran” di luar rumahnya. Namun keluarga itu benar-benar terlindung. Kami menyebut para malaikat semacam itu sebagai Link Angel (Lingkaran Malaikat). Tidak ada satupun yang dapat mengganggu keluarga itu. Aku secara diam-diam bersyukur bahwa kami tidak bisa mendobrak mereka, dan Link Angel itu telah memberi pelajaran yang amat baik kepada kami. Dua tahun setelah perjumpaan dengan para malaikat itu, aku menerima Tuhan Yesus.