Banyak orang berpikir bahwa kitab Yakobus bertentangan dengan surat-surat Paulus, khususnya pernyataan Yakobus yang mengatakan iman tanpa perbuatan adalah mati.
Yakobus 2 : 17
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Kalangan ragi Saduki tidak menyukai ayat ini dan berpikir ayat tersebut menganut muatan ragi Farisi atau jiwa Taurat. Mereka condong untuk berpikir bahwa perkataan itu keluar dari pikiran Yakobus sendiri untuk menunjukkan sisi ke-farisi-an yang tersisa di dalam dirinya. Sebaliknya, kalangan penganut ragi Farisi menjadikan ayat itu sebagai ayat emas untuk membenarkan pendapat mereka mengenai keselamatan oleh perbuatan. Tetapi kedua penafisran itu benar-benar keluar dari pikiran manusia, bukan dari pernyataan Roh Kudus yang lemah lembut.
Ayat yang dituliskan Yakobus tersebut benar-benar keluar hati Bapa. Itu firman Allah. Dengan ayat itu, Tuhan sedang menyingkap kepada kita apa itu iman dalam definisi-Nya sendiri.
Saudara…
Iman itu mengikat kita kepada Kristus. Ciri orang yang terikat kepada Yesus adalah ia akan menghormati-Nya dan menjalankan hidupnya seturut dengan firman Tuhan. Ia akan bertindak hati-hati, menguji setiap langkahnya dengan Alkitab, serta menyensor setiap tindakan dan perkataannya sesuai dengan firman. Ia menyangkal pikiran dan hatinya sendiri terus menerus, dan ketika ia merasa telah berbuat salah, ia pasti akan berlutut di hadapan Yesus sepenuh penyesalan. Itulah ciri-ciri setiap orang yang terikat kepada Tuhan.
Sekarang coba bayangkan, dari karakter orang seperti ini, kira-kira ia akan terlihat seperti apa sehari-harinya? Jika ada temannya mengajaknya ke diskotik, kira-kira apa jawabannya? Jika orang mengajaknya korupsi, kira-kira apa reaksinya? Jika ada orang menawarkan tontonon porno, kira-kira apa tindakannya? Bukankah ia akan melakukan perbuatan-perbuatan yang seturut dengan rasa keterikatannya dengan Yesus? Dengan demikian, secara kasat mata, orang-orang akan melihat orang ini memiliki cara hidup yang berbeda, kudus dan takut Tuhan.
Jadi, jikalau anda bertemu orang yang mengaku sebagai orang percaya atau beriman, tetapi dalam tindak tanduknya tak terlihat bahwa hatinya terikat kepada Kristus Yesus, maka kita bisa memastikan bahwa orang ini tidak betul memiliki iman. Pengakuannya palsu, dusta, tidak terbukti. Sebab anda sudah tahu, iman itu tali yang mengikat kita –hati dan pikiran- kepada Kristus.
Itulah seluruhnya yang dimaksudkan oleh Yakobus di dalam ayat itu. Yakobus tidak memisahkan iman dengan perbuatan, tetapi ia menerangkan definisi iman itu menurut hati Allah. Bandingkanlah pernyataan Rasul Yakobus itu dengan apa yang dituliskan Rasul Yohanes.
I Yohanes 2 : 4
Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.
Jadi, perbuatan itu bukanlah tambahan apa-apa terhadap iman sebagaimana dasar pikiran ragi Farisi. Yang benar ialah, perbuatan itu buah yang keluar dari iman. Perbuatan itu membuktikan bahwa iman orang itu iman yang hidup, yang benar dan yang sejati. Jadi, milikilah iman itu sehingga kita oleh karenanya adalah anak-anak Allah yang tinggal di dalam keselamatan, sebagaimana yang dikatakan Rasul Paulus.
Galatia 3 : 26
Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
Jika demikian, apakah surat Yakobus itu bertentangan dengan surat Paulus yang menyatakan kita selamat oleh iman? Sama sekali tidak. Justru sebaliknya, Yakobus menguatkannya dengan memberi definisi yang lebih jelas tentang iman. Kita selamat oleh iman, sebab iman itulah yang mengikat hati dan pikiran kita dengan Yesus, dan ikatan itu akan melahirkan dengan sendirinya perbuatan-perbuatan yang seturut dengan kasih dan takut akan Tuhan.
Kiranya memberkati. Tuhan Yesus mengasihi saudara.