Saya punya pengalaman bersama rombongan penginjilan saya di Kalimantan Barat, sebelum kerusuhan yang berbau agama. Tuhan mengutus saya ke suatu daerah, namanya Sendani, Senapit, dan ada daerah bernama Sungkung Atas. Di situ orang bisa masuk tetapi tidak bisa keluar lagi. Angker.
Pada waktu itu saya diutus Tuhan di Kalimantan Barat, dan masuk ke suatu pedalaman. Waktu saya masuk, langsung disambut dengan ... MANDAU TERBANG, bukan minuman “selamat datang”. Saya berkomentar singkat,”Ini mainan saya sejak kecil.” Sampai mereka menganga dan melongo,”Haaaahh….?”
“Dalam Nama YESUS, jatuh!” Mandau_nya jatuh.
Kalau orang biasa, hasilnya adalah kepala putus. Mungkin bisa menjadi cendera mata untuk dijual ke turis asing. Tetapi kalu kita percaya Yesus, yang biasa menjadi luar biasa. Amin. Tidak mau kalah, kali ini dikirim GUCI-GUCI TERBANG tanpa alamat pengirim.
“Hah? Anda ini siapa?”
“Saya dulu terkenal di Jawa Tengah, dukun sejak anak kecil, tapi bertobat gara-gara ‘mantera’ Haleluya.”
“Haleluya,” gucinya menghilang kembali jadi saya tidak bisa bawa pulang sebagai oleh-oleh. “Dalam Nama YESUS, semua santet aku tolak!” Akhirnya, kepala adatnya yang datang. Tidak terbang seperti mandau atau guci, tetapi jalan kaki, mengajak bertarung.
“Oke, silahkan.” Saya berdoa,”Tuhan, Engkau tahu, aku ada disini bukan atas kehendakku tapi Engkau yang utus. Biar Engkau sendiri yang menjamah dia, silahkan Kau jitak saja sebentar.”
Ternyata, betul! Saya menumpangkan tangan dan berseru,”Haleluya.” Tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba ia jatuh terbanting sambil memegang kepalanya. Wah, betul-betul dijitak Tuhan, saya berseru kagum dalam hati. Apa yang terjadi? SATU KAMPUNG BERTOBAT SEMUA. Melihat kepala adatnya bertobat dan percaya kepada Yesus, satu kampung bertobat. BERI KEMULIAAN KEPADA TUHAN!