Suatu peristiwa terjadi pada tahun 1958 ketika saya memimpin suatu kebaktian kebangunan rohani di
Kemudian saya menumpangkan tangan ke atas dirinya dan berdoa untuk kesembuhannya supaya syarafnya boleh mendapat kesembuhan; agar tubuhnya boleh mendapatkan kesembuhan mulai dari ujung kepala sampai ke telapak kakinya. Kemudian saya pun terus berdoa untuk orang sakit berikutnya, yang sedang berada dalam barisan antrian. Saya melanjutkan berdoa untuk orang lain itu selama 10 menit lagi. Orang laki-laki tadi sudah kembali ke tempat duduknya, yang terdapat di sebelah kanan saya.
Ketika saya menengok kepadanya, maka saya pun segera dikuasai oleh Roh. Tuhan memperkenankan saya untuk melihat ke alam roh, lalu saya melihat satu roh jahat sedang bertengger di atas bahu laki-laki itu. Kedua lengan roh jahat itu sedang memeluk dengan ketat sekeliling kepala orang itu. Saya dapat menyaksikan kenyataan ini dengan jelas, akan tetapi tidak ada seorangpun di antara yang hadir yang menyadari, apa yang sedang berlangsung.
Saya memanggil laki-laki itu mendekati saya, dan ketika ia berdiri di depan saya, maka saya pun berkata,”Hai kau roh jahat yang menyergap dan membelenggu otak dan pikiran orang ini, saya perintahkan kau keluar dari dalam tubuhnya sekarang juga di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.”
Ketika saya mengucapkan kata-kata ini, maka roh jahat itupun terlepas dari kepala orang itu dan jatuh tergeletak di atas lantai. Roh jahat itu menjawab kepada saya,”sebenarnya saya tidak mau meninggalkan orang ini, akan tetapi saya sadar bahwa jika engkau mengatakan demikian, maka saya pun harus melakukannya.
“Bukan saja kau harus keluar dari tubuh orang ini, tetapi kau harus keluar juga meninggalkan ruangan ini dengan segera!’’ saya perintahkan dia. Lalu ia pun lari terbirit-birit meninggalkan ruangan lewat pintu samping.
Suatu senyum lebar merekah pada wajah laki-laki itu, dia pun mengacungkan tangannya tinggi-tinggi sambil berteriak,”SEKARANG SAYA BEBAS! SAYA SUDAH BEBAS!” Meskipun saya tidak menceritakan kepadanya apa yang sedang saya saksikan dalam penglihatanku, orang laki-laki itu berkata,”Rasanya bagaikan ada sebuah besi sedang mengikat sekeliling kepalaku, semakin hari semakin ketat. Semakin hari semakin berat beban yang terkandung di batok kepalaku, akan tetapi tiba-tiba saja beban yang berat itu rontok terlepas dan hilang lenyap.”