Mulanya aku bukan orang Kristen. Aku berubah pikiran untuk masuk Kristen, karena penderitaanku yang tak berkesudahan. Aku bekerja pada seorang majikan Kristen tapi aku tak ada kecocokan dengan dia. Setiap hari selalu ada masalah yang terjadi pada kami. Disaat aku membutuhkan seorang yang bisa mengerti aku, aku dipernenalkan dengan ibu Ching-ching. Dari dialah aku melihat cerminan kasih Kristus. Disamping itu ibu Ching-ching juga membimbing aku membaca dan belajar Alkitab.
Untuk percaya pada Kristus ternyata tidak mudah. Islam yang sudah mendarah-daging padaku sulit untuk bisa melupakan. Dan aku melihat dua sosok manusia yang sangat berbeda. Ibu Ching-ching seorang Kristen, majikanku pun seorang Kristen, tapi mereka sangat berbeda. Ibu seorang yang lemah-lembut, sedangkan majikanku seorang yang keras. Melihat perbedaan ini kadang hatiku ragu, betulkah Kristen itu agama yang baik. Pada suatu malam aku bermimpi dibaptis, padahal waktu itu aku belum kenal apa arti dibaptis. Dalam mimpi itu aku berpakaian putih. Dan puji Tuhan aku akhirnya dibaptis juga.
Setelah aku masuk Kristen bukan berarti masalah tidak ada, justru bertubi- tubi. Yang aku rasakan lain ialah bahwa sebelum aku masuk Kristen, setiap menghadapi masalah aku ingin lari dari kenytaan, bahkan aku pernah lari dari rumah majikan. Namun setelah aku masuk Kristen aku tidak lagi lari
dari masalah, tapi lari pada Tuhan. Semua beban yang ada dalam hatiku kuserahkan pada Tuhan dan aku mendapatkan kelegaan karenanya.