Minggu, 30 Desember 2007

Tabernakel Israel (Tabernacle of Moses / Kemah Allah / Rumah Allah / Bait Allah)

Tahukah Anda bahwa kerinduan Allah untuk menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya lebih besar daripada kerinduan umat-Nya untuk melihat-Nya !!!

Tabernakel pada zaman ketika Musa memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir ternyata mempunyai arti-arti rohani yang dalam dan sangat penting untuk kehidupan manusia mulai dari zaman dahulu, zaman sekarang, bahkan sampai pada kedatangan Tuhan.

Tujuan Allah memerintahkan bangsa Israel membangun Tabernakel adalah supaya Allah bisa tinggal bersama mereka, umat-Nya (Kel 25:8), dan supaya umat-Nya juga bisa belajar taat dan beribadah kepadaNya. Dan kalau Allah tinggal bersama umat-Nya, maka sudah bisa dipastikan bahwa umatNya itu terlindungi, terpelihara, dibela, dan selalu mengalami kemenangan terhadap musuh-musuh mereka.

Dari Tabernakel Musa dan arti-arti rohaninya inilah, semua orang di dunia bisa melihat, sudah sampai dimana tingkatan rohaninya masing-masing dihadapan ALLAH.

Mari kita lihat secara singkat tentang betapa agungnya rencana Allah untuk kehidupan manusia di dalam tabernakel dan makna-makna rohaninya:

Tabernakel Musa / Israel adalah gambaran dari Kerajaan Sorga.

Tabernakel terbagi atas 3 daerah = Sorga terbagi atas 3 wilayah

  1. Halaman (Kerajaan Surga Tingkat Satu)
  2. Ruang Kudus (Kerajaan Surga Tingkat Dua)
  3. Ruang Maha Kudus (Kerajaan Surga Tingkat Tiga)

  • Pintu Gerbang (Pintu untuk masuk ke Halaman)

Arti dari Pintu Gerbang adalah Yesus sebagai Pintu (Yoh 10:9). Pintu gerbang Tabernakel juga berarti PEMISAH antara Wilayah Kerajaan Setan dan Wilayah Kerajaan ALLAH, zona Kegelapan dan zona Terang, orang-orang yang binasa dan orang-orang yang selamat, daerah pemerintahan Iblis dan daerah pemerintahan Allah.

Orang-orang yang menerima dan percaya dengan segenap hati bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat di dalam hidupnya, pasti akan diselamatkan dari kebinasaan kekal di neraka. Menerima Yesus berarti menerima Dia sebagai “Kepala” di dalam kehidupan kita.

Masuk melalui Pintu gerbang = menerima Yesus sebagai Juruselamat = menerima baptisan darah, dengan kata lain dibaptis oleh Darah Yesus dan masuk ke dalam “Tubuh Kristus Universal”.

Setelah melewati pintu gerbang, maka kita masuk ke daerah Pelataran / Halaman dari Tabernakel di mana terdapat dua alat yang bernama mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan.

Berada di Halaman berarti berada di daerah Pembenaran / Kebenaran dari Allah. Dalam daerah ini kita mengalami perlindungan dari Allah. Kita dilindungi dari Hukuman Dosa, Kuasa Kegelapan, dan Kebinasaan.

Hidup di dalam Kristus = menjadi ciptaan baru.


  • Mezbah Korban Bakaran

Arti Mezbah Korban Bakaran adalah Salib Kristus di Golgota.

Yesus adalah Anak Domba yang telah tersembelih di Golgota, mencurahkan darahNya untuk menghapus semua dosa setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Jadi bagi kita yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan, hendaknya selalu hidup di dalam pertobatan (menghasilkan buah-buah pertobatan) dan perdamaian dengan Allah, supaya kita selalu berkenan kepadaNya.


  • Bejana Pembasuhan (yang terbuat dari tembaga)


Arti dari Bejana Pembasuhan Tembaga adalah Baptisan Air, sebagai tanda pertobatan yang bisa dilihat oleh umum.

Baptisan air itu menunjukkan bahwa barangsiapa yang mati untuk Kristus / bersama Kristus pasti akan dibangkitkan bersama Kristus / mengalami pembenaran dari Allah dan dibebaskan dari Murka / Hukuman Allah yang dahsyat.

Tembaga artinya Penghukuman Allah atas dosa.

(Jadi, Mezbah Korban Bakaran dan Bejana Pembasuhan adalah "sarana" yang dipakai Tuhan untuk "membersihkan" kehidupan kita, supaya kita boleh mendekat kepadaNya dan melayani-Nya)


  • Pintu Kemah / Pintu Ruang Kudus

Arti Pintu Kemah adalah mengalami Baptisan Roh Kudus.

Dalam Ruang Kudus, Tuhan mau supaya kehidupan kita senantiasa mengalami "penyucian/pemurnian" dari Tuhan dan melayani Dia.

(Yesus membaptis kita dengan Roh Kudus dan dengan api)

Supaya dengan kekuatan dan kuasa Roh Kudus: kita bisa bertumbuh dalam kerohanian, menjadi “saksi / terang” buat sesama, menghasilkan buah-buah dan karunia-karunia, dan bisa menyembah Allah dalam roh dan kebenaran.

Supaya kita juga dapat melayani Tuhan bukan dengan kekuatan manusia melainkan oleh kekuatan Roh Allah dan dengan cara yang berkenan kepadaNya.


  • Meja Roti Sajian

Arti Meja Roti Sajian adalah bersekutu dengan Yesus Kristus melalui Firman Allah dan Perjamuan Suci.

Kuasa Firman Allah akan semakin bertambah besar dalam kehidupan kita, sejauh mana dan seberapa besar kita meyakini kebenaran-kebenaran di dalam Firman Allah.

Iman itu senantiasa mematuhi Firman Allah baik yang tertulis maupun lisan.

(Peningkatan di dalam Iman)


  • Pelita Emas

Arti Pelita Emas adalah bersekutu dengan Roh Kudus untuk menjadi saksi Kristus.

Menjadi Saksi Kristus artinya menjadi terang dan garam bagi sesama kita. Bukan hanya berkata-kata tentang Tuhan kepada sesama, tapi yang terutama adalah sungguh-sungguh menolong sesama kita yang sedang membutuhkan pertolongan, baik soal rohani maupun lahiriah. Karena dengan langsung menolong sesama manusia, maka kita sudah menjadi "Firman yang hidup" bagi mereka. Karena pelita emas juga melambangkan Firman Allah.

(Firman Allah dan Roh Kudus adalah Dwitunggal yang tidak mungkin dipisahkan)

(Peningkatan di dalam Pengharapan)


  • Mezbah Dupa

Arti Mezbah Dupa adalah bersekutu dengan Allah Bapa di dalam doa.

Mezbah Dupa juga berarti kehidupan doa dan penyembahan kita yang “membara” kepada Allah.

Doa/penyembahan yang merobek "daging" (mematikan kehendak/hawa nafsu tubuh manusia) adalah Doa/Penyembahan yang berhasil, yang bisa menembusi tirai ruang maha kudus dan sampai kepada Takhta Allah.

(Peningkatan di dalam Kasih)


  • Pintu Tirai / Pintu Ruang Maha Kudus

Arti Tirai adalah Tubuh Manusia / Daging dari Yesus Kristus.

Tirai juga berarti adalah “daging dan pemikiran daging”, yang menghalangi dan memisahkan kita dari Takhta Allah di sorga.

Jadi, melalui kematian Yesus di salib, terbukalah jalan yang baru bagi seluruh umat manusia menuju Ruang Maha Kudus.

(Dalam Ruang Maha Kudus, Tuhan mau menyempurnakan, menguduskan dan menebus kita secara permanen supaya kita tinggal bersama dengan Dia di sorga selama-lamanya)


  • Tabut Perjanjian Allah

Ini melambangkan:

  • Naungan Perlindungan yang sempurna dari Allah Tritunggal (Allah Bapa - Allah Anak - Allah Roh) kepada Umat-Nya (Gereja-Nya yang telah disucikan dan ditebus oleh Darah Yesus)
  • Juga melambangkan Pernikahan antara Mempelai Pria Sorga dan Mempelai Wanita Sorga, yakni Tuhan Yesus Kristus dan GerejaNya (Tubuh Kristus Universal)
  • "Gereja" yang telah memiliki iman, harap, dan kasih, yang kekal / permanen di dalam kehidupannya.
  • Takhta Allah
  • Penyatuan yang permanen antara Allah Tritunggal Maha Kudus dan “Gereja”.
  • Disaat "Gereja" memuliakan Allah, maka Allah juga akan mengangkat "GerejaNya" untuk dipermuliakan.

Jumat, 28 Desember 2007

The TRUTH - WHAT IS SIN ???

What is Sin ???

1.
1 John 3:4 - Sin - transgression of the law.

2. James 4:17 -
Sin - to know to do good and not do it.

3. Luke 18:13 - Sinner - someone who misses the target.

4. John 16:9 / John3:18 - Sin - not believing in Jesus.

5. Rom. 14:23 - Sin -
anything that is not of faith.

6. John 3:19Sin, which is “ripe” for God’s condemnation – to know the Light but to love darkness rather than Light: this is condemnation.

7. 1 Sam. 15:23Sin - Rebellion.

Kamis, 27 Desember 2007

SIAPAKAH ROH KUDUS ?! (Kebenaran Sejati)

  • Pribadi Ke-3 dari ALLAH yang Maha Esa dan yang Maha Kudus
  • Roh Kudus bagaikan sungai kehidupan yang mengalir dari Takhta Allah
  • Roh Kebenaran yang memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran yang sejati
  • Roh yang membangkitkan Yesus pada hari ke-3 dari antara orang mati
  • Roh yang memuliakan Tuhan Yesus Kristus
  • Roh yang menuntun kita kepada pertobatan yang benar di dalam Yesus Kristus
  • Roh yang menyadarkan kita akan dosa dan bahaya dari dosa
  • Roh yang membantu kelemahan-kelemahan kita
  • Roh yang mengajar dan mendorong kita untuk berdoa/menyembah kepada Allah
  • Roh yang berdoa syafaat untuk kita kepada Allah
  • Roh yang membantu kita supaya kita berdoa sesuai dengan kehendak Allah
  • Roh yang membangkitkan kekuatan dan semangat
  • Roh yang membangkitkan rasa cinta kepada Allah dan sesama
  • Roh yang membangkitkan "karunia-karunia" dalam diri kita
  • Roh yang memberikan damai sejahtera dalam hati kita
  • Roh yang memberi ketenangan
  • Roh yang mengajar dan mendidik kita untuk mengendalikan diri kita
  • Roh yang mengajar dan mendorong kita supaya hidup dalam kebenaran dan kekudusan Allah
  • Roh yang ‘menghidupkan’ pujian dan penyembahan kita kepada Allah
  • Roh yang menyucikan hidup kita
  • Roh yang membaharui pikiran kita
  • Roh yang selalu menciptakan “lagu baru” dalam diri kita untuk memuji Allah
  • Roh yang menggairahkan kita akan hal-hal yang rohani
  • Roh yang memberi hikmat dan pengertian kepada kita
  • Roh yang menghibur disaat kita berduka
  • Roh yang membawa kesegaran dan kesucian bagi jiwa saat kita menyembah Allah
  • Roh yang membuat hati kita bersukacita
  • Roh yang mengingatkan kita akan hal-hal yang benar
  • Roh yang mengingatkan kita akan Firman Tuhan
  • Roh yang membuat kita tidak menuruti hawa nafsu daging
  • Roh yang memberitahukan kita apa harus diperbuat
  • Roh yang membaharui dan memperluas wawasan kita
  • Roh yang membuat kita tetap perkasa dalam menghadapi segala masalah
  • Roh yang memberi kita, otoritas/kuasa dan kemenangan atas maut, setan-setan, penyakit, racun, dll.
  • Roh yang menjadikan kita anak Allah
  • Roh yang membuat sifat dan karakter kita seperti Kristus
  • Roh yang membangkitkan kita dari kematian rohani, bahkan dari kematian jasmani
  • Roh Yesus Kristus

Rabu, 26 Desember 2007

Siapakah Panglima Balatentara TUHAN yang bertemu Yosua ??! (dalam Yosua 5:14,15)

Panglima Balatentara TUHAN yang bertemu Yosua itu ternyata bukanlah Yesus seperti yang selama ini dianggap oleh sebagian besar Teolog / hamba Tuhan.

Seperti halnya dalam ketentaraan ada tingkatan pangkat/komando, demikian juga dalam dunia malaikat, ada banyak pemimpin-pemimpin pasukan. Mikhael adalah Pemimpin Tertinggi seluruh Pasukan Malaikat Perang Surgawi.

Yang bertemu Yosua adalah Malaikat yang tingkatannya masih berada di bawah Mikhael. Namun dia juga membawahi malaikat-malaikat perang lainnya. Dia adalah salah satu Pemimpin Pasukan Malaikat Perang yang bernama Chrioni. Dia membawahi puluhan ribu malaikat perang.

(info ini bukan hasil dari analisa/teori/teologi melainkan dari kesaksian nyata dari hamba Tuhan di Amerika yang bernama R.H. Buck)

SIAPAKAH YESUS KRISTUS ?! (Kebenaran Sejati)

YESUS KRISTUS adalah

  • Mesias, Anak Allah yang hidup./ Yang DiUrapi oleh Allah Bapa / Al-Masih / Masyiakh / Yang dilantik oleh Allah Bapa menjadi Raja Alam Semesta.

  • Penebus Dosa Manusia / Penghapus Dosa Dunia / Penyelamat umat manusia dari hukuman Allah yang dahsyat karena dosa-dosa manusia yang jahat dan najis, dengan cara menjadikan diri-Nya sendiri sebagai tebusan yang memuaskan hati Allah Bapa, yakni mati di kayu salib.

  • Jalan - Kebenaran - Hidup
  • Pembuka jalan ke Surga

  • Pintu Keselamatan
  • Penakluk Maut - Penakluk Besar dengan mempunyai kekuasaan penuh di surga dan di bumi

  • Yang menaklukkan semua musuh di bawah kaki kita yang percaya
  • Sahabat Yang Sejati yang penuh cinta
  • Pelepas / Pembebas umat manusia dari cengkeraman kuasa setan, hawa nafsu daging, dan hal-hal duniawi.

  • Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan.

  • Anak Domba Allah yang telah tersembelih namun telah bangkit dan berkuasa.

  • Imam Besar Agung “Perjanjian Baru” yang bukan membawa darah binatang tetapi darahNya sendiri untuk memperdamaikan manusia dengan ALLAH

  • Yang Setia dan Yang Benar

  • Hikmat Allah
  • Cinta Allah
  • Yang Awal dan Akhir, Alfa dan Omega, The Beginning and The End

  • Bintang Timur yang cemerlang
  • Singa dari suku Yehuda
  • Pengharapan akan Kemuliaan
  • Kebangkitan dan Hidup
  • Yang menjadikan segala sesuatu baru
  • Firman Allah yang hidup
  • Inti dari Kebenaran
  • Pribadi Kasih yang sejati
  • Manna Surgawi
  • Yang Sulung / Yang Terutama
  • Kepala dari "Tubuh Kristus / Gereja" Universal
  • Yang Ajaib

  • Penasihat Agung

  • Bapa yang kekal

  • Allah yang Perkasa

  • Raja Damai

  • Terang Dunia

  • Tuhan dan Guru yang agung

  • Pemimpin iman kita sampai kepada kesempurnaan

  • Roti Kehidupan

  • Pemberi Air Kehidupan / Yang membaptis manusia dengan Roh Kudus dan dengan api

  • Gembala Agung yang baik

  • Yang Hidup, Sumber Kekekalan

  • Penguasa Kerajaan yang berlandaskan Kebenaran - Keadilan - Kasih
  • Mempelai Pria Surgawi

  • Pencipta dan Penguasa Alam Semesta

  • Wujud dari Allah yang tidak kelihatan
  • Cahaya Kemuliaan Allah
  • Yang Kudus
  • Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal Yang Maha Kudus

Senin, 24 Desember 2007

Kebenaran Sejati - DOSA KEKAL / DOSA YANG MENDATANGKAN MAUT

Dosa yang mendatangkan maut Adalah dosa orang percaya (Kristen) karena murtad dan membelakangi Tuhan, dosa ini dilakukan secara sengaja dan dengan kesadaran penuh. Dosa ini mengakibatkan dan menetapkan bahwa seseorang pasti akan menjadi Penghuni Neraka walaupun dia masih hidup di dunia ini.

Bagi seseorang yang melakukan “dosa yang mendatangkan maut”, maka ia telah melakukan 5 hal berikut ini sebagai pengalamannya: (Ibr 6:4-6)

  1. Pernah diterangi hatinya (pernah beroleh keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Jalan Keselamatan untuk memperoleh Hidup yang kekal dan tidak ada jalan lain).
  2. Pernah mengecap Karunia Surgawi (yakni Yesus Kristus sendiri).
  3. Pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus (pernah dipenuhi oleh Roh Kudus)
  4. Pernah mengecap firman yang baik dari Allah / merasakan betapa baiknya Firman Allah itu (telah mengalami pertumbuhan yang cukup matang dari keadaan taraf bayi, sehingga menikmati santapan keras dari Firman Tuhan).
  5. Pernah memiliki karunia-karunia/kuasa-kuasa dunia yang akan datang (telah memiliki karunia Roh Kudus)

Dengan kata lain bahwa orang Kristen yang baru bertobat tidak mungkin berbuat dosa ini. Jadi yang melakukan dosa ini adalah orang Kristen yang sudah cukup matang rohaninya.

Contoh Kisah Nyata – Penjelasan langsung dari Tuhan Yesus.

(Percakapan Tuhan Yesus dengan seorang hamba Tuhan berinisial K.E.H di Amerika)

Yesus berkata,” Sekarang Aku akan memperlihatkan kepadamu bagaimana roh-roh jahat menerkam manusia jika mereka diberikan peluang / kesempatan untuk itu.”

Lalu tiba-tiba dalam penglihatan gaib, saya melihat seorang wanita. Saya mengenal wanita itu sebagai mantan istri seorang pendeta. Saya pernah diperkenalkan kepadanya bersama suaminya pada suatu kesempatan, dan saya sempat berjabat tangan dengan mereka. Selain itu, saya sama sekali tidak kenal salah seorangpun dari mereka dan juga tidak pernah berhubungan lewat surat maupun telepon. Saya hanya tahu bahwa tidak berapa lama kemudian, wanita itu telah meninggalkan suaminya.

Kemudian Yesus berkata,”Wanita ini adalah anak-Ku. Dia beserta dengan suaminya dalam pekerjaan pelayanan. Dia pernah dipenuhi kuasa Roh Kudus, bahkan kuasa Roh sedang bekerja di dalam dirinya sebagai Karunia yang diberikan Tuhan kepadanya.”

“Pada suatu hari, ada satu roh jahat datang kepadanya dan membisikkan sesuatu di telinganya,”Kau adalah wanita cantik; kau boleh mendapatkan keharuman nama, ketenaran dan kekayaan, akan tetapi kau telah tertipu dengan cara hidup orang Kristen.” Wanita itu menyadari bahwa suara ini adalah suara roh jahat, lalu ia berkata,”Pergilah kau ke belakangku hai iblis !” Roh jahat itupun meninggalkan dirinya untuk sementara waktu.

“Akan tetapi tidak lama kemudian roh jahat yang sama itu muncul kembali, roh jahat itu bertengger di atas bahunya dan berbisik di telinganya,”Kau adalah wanita yang berparas cantik, tetapi kau telah dimiskinkan oleh cara-cara hidup orang Kristen dan menjalankan sebuah kehidupan yang terkucil.” Lagi-lagi ia mengenali suara bisikan itu sebagai suara setan. Maka ia pun menghardik setan itu seraya berkata,”hai iblis, saya menolak engkau, pergi dalam nama Yesus!” Dan setan itupun mundur untuk sementara waktu.

"Akan tetapi roh jahat itu kembali lagi dan bertengger di atas bahu wanita itu sambil membisikkan hal yang sama melalui telinganya. Kali ini ia mulai merenungkan hal tersebut. Sebab ia menyadari bahwa dirinya memang betul cantik. Tatkala ia mulai berpikir menurut jalan pikiran yang telah ditaburkan oleh iblis itu kepadanya, maka ia pun lama-kelamaan menjadi gandrung dengan jalan pikiran demikian.

Lalu dalam penglihatan, saya melihat wanita itu menjadi transparan bagaikan kaca. Saya melihat di dalam otaknya terdapat titik noda hitam. Dan Tuhan menjelaskan bahwa titik noda hitam itu adalah saran-saran iblis yang telah menodai pikiran wanita itu.

Pada mulanya ia merasa tertekan dari arah lahiriah, akan tetapi oleh karena ia memberikan peluang bagi saran-saran yang dlancarkan oleh iblis, maka jalan pikirannya pun dapat dikuasai oleh iblis. Dia pun mulai berpikir,”Betul juga, saya adalah wanita berparas cantik, saya dapat saja mencapai kekayaan dan ketenaran, akan tetapi selama ini saya hidup dalam keadaan yang serba sederhana, jauh dari kemewahan hidup.”

Walaupun demikian, sebenarnya, keadaan masih belum terlambat, ia dapat saja menolak jalan pikiran yang buruk itu. Mungkin roh jahat itu masih bisa pergi daripadanya dan wanita itu masih sempat terbebas. Akan tetapi, ternyata wanita itu memilih jalan yang sebaliknya.

“Akhirnya wanita itu meninggalkan suaminya dan masuk ke tengah-tengah kehidupan duniawi untuk mencari kekayaan dan ketenaran yang ditawarkan iblis kepadanya. Dia jatuh ke dalam pelukan satu lelaki kepada lelaki yang lain. Selang beberapa lama roh jahat itu terus bekerja sampai menguasai hatinya.”

Di dalam penglihatan, saya menyaksikan titik noda hitam itu beralih dari kepalanya kemudian masuk ke dalam telinganya. Lalu wanita itu berkata,”Saya tidak membutuhkan Yesus lagi. Biarkan saya hidup tenang sendiri.

……Yesus berkata,”Sungguh sedih bahwa wanita ini telah meninggalkan suaminya, lalu mencari laki-laki lain. Walaupun begitu, berzinah itu bukanlah dosa yang tidak dapat diampuni. Jika sekiranya ia telah berpaling kembali kepada Tuhan dengan penuh penyesalan dan pertobatan, sekalipun ia telah berhubungan dengan seratus laki-laki, Aku sebagai Tuhan Allahmu akan memberikan ampun kepadanya. Apapun yang pernah ia lakukan, jika sekiranya ia meminta ampun kepadaKu, maka Aku akan memberikan pengampunan.”

“Atau sekalipun ia bertindak bagaikan orang Kristen yang masih ‘hijau’ dan berkata,”Saya tidak membutuhkan Yesus lagi, biarkanlah saya hidup dengan tenang.” Meskipun ia tidak menyadari apa yang ia lakukan sebenarnya, Aku tetap memberi ampun kepadanya. Apabila ia telah berbuat pelanggaran karena mengalami pencobaan dari iblis dan terdesak oleh keadaan yang rumit, Akupun masih dapat mengampuninya.

Akan tetapi dia sadari benar apa yang sedang dia lakukan, dan dia bertindak dengan sengaja dan sadar waktu dia berkata,”Saya tidak membutuhkan Yesus lagi.” Oleh sebab itu Aku berkata kepadamu, tidak perlu lagi engkau berdoa untuk dia (karena wanita itu telah berbuat dosa kekal).

(baca juga -> I Yoh 5:16, Ibr 10:26-29)

-----------------------------------------------------------

Dosa Kekal juga termasuk -> MENGHUJAT ROH KUDUS

Artinya: Tindakan yang dilakukan secara sadar dan sengaja baik melalui Perkataan dan Perbuatan, yakni menghina Pribadi dan pekerjaan-pekerjaan Allah Roh Kudus.

Pekerjaan Roh Kudus adalah selalu menyadarkan seseorang akan dosa-dosanya, kemudian membawa seseorang itu untuk datang kepada Yesus Kristus lalu memuji dan memuliakan Allah Bapa.

(Injil Markus)

3:28Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.
3:29Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."

Sabtu, 22 Desember 2007

Kebenaran Sejati - Pusat Kerajaan Iblis / Satan / Jin

Anda mau tahu letak kerajaan Setan di dunia ?! berikut ini adalah beberapa info dari narasumber terpercaya tentang beberapa pusat kerajaan Setan di dunia:

1. Pusat pertama dan terbesar Kerajaan Setan di dunia terletak di daerah: Timur Tengah.


2. Pusat kedua Kerajaan Setan terletak di daerah: Segitiga Bermuda -> Miami (Florida), San Juan (Puerto Rico), Bermuda Island.

3. Pusat Kerajaan Setan di Indonesia terletak di daerah: Segitiga-> Yogyakarta, Solo, Parangtritis.

Raja dari semua Kerajaan Iblis/Setan/Jin di dunia adalah Lucifer (Mantan Malaikat Surgawi yang jatuh dan dilemparkan ke bumi karena ambisinya untuk menyamai Allah Tritunggal Yang Maha Kudus)

Setan tertinggi di Indonesia adalah Setan yang menyamar dengan memakai nama "Nyi Roro Kidul"

Sebenarnya tidak ada yang namanya jin muslim atau jin kafir atau jin lain-lain. Semua jin itu adalah Setan juga, hanya menyamar dengan berbagai nama, tujuan utamanya untuk mengelabui umat manusia.


Tujuan utama dari Setan adalah supaya umat manusia tidak dapat mengenal Allah secara benar, yakni Allah Bapa, Allah Anak (Yesus Kristus), Allah Roh Kudus. Dengan demikian Setan dapat menipu manusia lalu mencuri, membunuh, dan akhirnya membinasakan manusia sebanyak-banyaknya di dalam api Neraka.

Kebenaran Sejati - Dari Percaya Tapekong Sekarang Percaya Yesus (kesaksian Ricky)

Pada tanggal 13 Maret 2001 mama bilang sama saya kalau mama minta masuk rumah sakit lagi. Sebelum masuk Rumah Sakit papa mencari orang pinter (Tapekong) dan papa sangat percaya dengan hal itu. Pada waktu itu saya sempat pergi ke tapekong itu tetapi saya melihat kenyataanya keadaan mama saya beberapa hari tidak ada perubahan, pada waktu itu saya hanya mampu berdiam diri menghadap Tuhan dan merenungkan kebaikan Tuhan Yesus yang saya sembah. Ada satu hal yang saya ingat dari sebuah film Yesus Tokoh Terbesar Sepanjang Massa, saya di ingatkan bagaimana Yesus menyembuhkan orang buta, menyembuhkan perempuan yang mengalami pendarahan, dan membangkitkan orang mati. Lalu saya datang kepada mama dan memberanikan diri untuk bilang sama mama, kalau mama mau sembuh mama harus berdoa sekarang juga minta kepada Tuhan Yesus untuk menyembuhkan (sebab mama saya pada waktu itu masih beragama lain) pada malam hari itu juga saya dan mama bergandengan tangan dan berdoa minta kesembuhan kepada Tuhan Yesus. Saya katakan kepada mama, mama harus percaya kepada Yesus yang memberi kesembuhan buat mama. Setelah saya selesai berdoa saya melihat mama menangis dan saya berkata kepada mama " ma, apakah sekarang mama mau terima Tuhan Yesus? mama menjawab tidak, dengan alasan mama sudah tua, kemudian saya memberi penjelasan kepada mama bahwa Tuhan Yesus tidak memandang tua- muda, besar -kecil, kaya- miskin, Tuhan Yesus tidak memandang hal itu tetapi Tuhan yesus melihat hati kita. Lalu mama dengan percaya menerima Tuhan Yesus, dan saya sangat senang sekali, pada malam itu mama hanya bisa berbaring dan tidak bisa berbuat apa-apa tetapi keesokan harinya mama minta kepada saya sebuah kursi roda, mama sekarang sudah bisa bangun dari tempat tidur, karena selama 3 bulan mama hanya bisa berbaring saja. Sesudah tiga hari mama sudah sembuh dan mulai berjalan seperti sedia kala dan pada waktu itu juga mama minta di beliin kalung Salib saya sangat bersyukur sebab mama percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

"Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan di ampuni.karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin di doakan, sangat besar kuasanya". Yakobus 5: 15-16.

Jumat, 21 Desember 2007

Kebenaran Sejati - The TRUTH - 6 PESAN dari Yesus untuk anak-anakNya di Bumi (English)

In May 2006, a servant of God was brought to Heaven to meet with the Lord Jesus to receive a revelation of 6 messages. Brani Duyon Efendie, 52, a Dusun ethnic, serves in the Borneo Evangelic Church, Kota Belud, Sabah (in East Malaysia) as the Church Elder. He had served as Pastor in Melangkap Baru, Kota Belud for some time. Then he became the Church Leader at the SIB Bayayat from 2005-2006.

In 21 April 2006, my wife and me went to the West Malaysia to attend the wedding of our son. Unfortunately after one week being there, I was attacked by a sudden stroke. I was immediately brought to the medical centre in Malaya University. The Doctor who examined me indicated that there were burst blood cells in my brain and I needed to go through operation immediately. I was in comma for one week after the operation. And it was one month that I was put into the intensive care unit. During those times, there were many fellow servants of God came to visit and pray for me including the former SIB Sabah President, Pastor Taipin Melidoi, and his assistant Pastor Datuk Arun Selutan, and also the Supreme Secretary, Pastor Michael.

Pastor Brani Duyon FamilyThere was one time when I dreamed of a heavy rain pouring on me. I interpret this dream as the answers to the fellow Pastors who had prayed for my recovery. Praise God, with His power I recovered sooner than expected.

In one midnight during the third week of May 2006, I felt strange that I could not go to sleep while the other patients had slept soundly. During this time, I had my mind only on Jesus. Then I remembered the Word of God in Isaiah 43:26 “Review the past for me, let us argue the matter together; state the case for your innocence.“ I kept thinking of these words because I wanted to focus my mind only on the Lord Jesus. I could feel the strong presence of God at that time.

Then I started to pray in spirit. After praying, I tried to sleep again but I just could not do so. Then I leaned back in my bed until suddenly I realized someone tapped on my back and stroked on my head and this happened for a while. Then I could feel something amazing flowed into my body. I believed it was a father’s love to his child. I wondered who this person was. When I turned to face him, I was amazed to see that he was such a young and handsome guy, well-built and tall with a long hair down to his neck and he was wearing a white dress. Then I asked him, “are you the Lord that I have been thinking of?”. He only shook his head . Then I asked again, “if not then who are you?” At last he started talking to me “I am a messenger from Heaven. Jesus ordered me to come to you for good news.”

Now I realized that he was the Angel of God. Then I asked him, “what is the good news you want to tell me?” He replied, “tonight you will go to Heaven”. Immediately I felt very calm and peaceful even though my body was sick. I felt as if I did not have any pain. And Indeed I had fully recovered from my sickness the moment when the Angel told me that I was going to Heaven. Then I said to the Angel, “I’m ready to follow you to heaven. I can’t wait to see my Lord.”

While we were walking I saw my earthly body was still in bed. After we walked out of the hospital, I saw an amazingly big and tall horse. “We will ride this horse,” said the Angel. The Angel helped me to get onto the horse since the horse was very tall. Then I asked the Angel, “can we go to Heaven by riding this horse?” The Angel then assured me, “of course, don’t be afraid and worried. Have you read the Word of God about Elijah who was taken up to Heaven by God?” I told him “yes, I read it before. The vehicle that brought him were the chariot of fire pulled by horses of fire.” “That’s right, and that is one of the horses that we will ride now,” said the Angel.

At first we were going slow, but after moving about 100 meters the horse accelerated to a very high speed and I felt as if we were hit by a hurricane. Then I saw the horse was already flying. We crossed all mountains with ease because we were flying with God’s power.

Then we reached to a very big field where all the grass were all green – none of them was dried (Psalm 23:2 “He lets me rest in fields of green grass and leads me to quiet pools of fresh water“). After the Angel stopped the horse, we then went down and began walking.

I can see the Kingdom of God right in front of my eyes. As we were walking on the field, I heard a bell rang. Then I asked the Angel “what is the bell ring for?” He said “the bell is to sign that someone has come.”

We continued walking until we reached to the end of the field while the bell was still ringing. Then I saw a very beautiful house where on top of it was a red light like a traffic light. On this light I saw the number “51”. I asked the Angel what the number meant. He said, “what is your age now?” During this time I was 51 years old. “Then that number is your age, so is your house number too,” the Angel told me. I felt so happy and peaceful to see what God has prepared for me in Heaven. I saw many houses which are already prepared by Jesus for His children who believe and follow Him.

Then we continued walking and reached to a very huge house. When we were there, I saw many people were inside the house. I believe they were the holy people that God have chosen. During this time, they were praising God. I saw Jesus was sitting on His throne while all people were praising and worshipping Him. They praised with all their hearts, they danced, they lifted their hands and they bowed to their knees. Deep in my heart, “if only people on earth praise and worship Him like this, how God will be very pleased.”

I saw many people were crying while praising God. Jesus smiled on watching how devoured were them to worship God. They lifted their hands towards Jesus and Jesus was blessing all of them. After the service finished, Jesus walked among them and then He wiped off their tears. Then I remembered the verse in the book of Revelation, “there will be no more death, no more grief or crying or pain “.

The Angel brought me in to meet with Jesus. The Angel spoke to Jesus “Lord, this is the son that You have chosen to come here.” Jesus then said to me, “ great! My son you have come today”. Then Jesus hugged me and it made me so happy and peaceful that I cried. My soul jumped with joy because Jesus Himself hugged me.

The Angel then said, “Lord, I went to His house on earth when he was sick, nevertheless You know better.” Jesus replied, “yes, I heard and saw what happened to him.” The Angel continued, “during that time, I heard his wife pray for Your help. In her pray: “Lord, help us, please don’t take him now because we are not ready for him leaving us yet.” That was her pray, Lord.” Jesus then said, “I know everything. Her wife is a God-fearing person. She is faithful to Me and diligent to pray to Me.” Then my soul cried again thinking of my wife’s faithfulness to God.

Then God spoke to me, “My son, you will be back to earth because this is not your time yet to be here. There are a lot of work that you have to do when you go back there. You will be very busy to serve Me.” Then I replied, “Lord, please don’t ask me to go back because I am very peaceful to be with You here. I feel happy to be close to you Lord. Please I don’t want to go back.” From His face, I can tell Jesus became disappointed. Then I begged Him for His forgiveness because I had disappointed Him. I said, “Lord, I’m ready to go back to earth but please help me Lord, give me strength, and take care of me wherever I go. Be with me Lord.” Jesus then said, “yes, don’t worry, wherever you go to serve Me, I will always be with you.” During this time, the Angel was ready to send me back to earth.

While we were ready to go back, Jesus stopped me because He had messages for me to bring to earth. He wanted me to tell these messages to the children of God on earth. “These messages are very important for them to know”, said Jesus. Jesus added that I would be very busy to convey the messages. Besides, Jesus also wanted me to share my experience to all children of God so that they will be blessed and get new strength to follow Him.

Jesus spoke to me, “when you go back to earth tell all My children about these messages” (There were SIX MESSAGES which Jesus had given to me):


1. FIRST MESSAGE:

“Tell My children, they must to believe in Me with all their hearts, their strengths, and their minds. Those who are worried and doubted will not get into here.” Said Lord Jesus.

2. SECOND MESSAGE:

“Tell My Children, They must be faithful to come to the Church service because that is the time when I will shine over their faces and they will look for my face. I will be very pleased to see My children worshipping at Church.” Said Lord Jesus

3. THIRD MESSAGE:

“Tell My Children, They must be faithful to pray, do My will, and live with My words” Said Lord Jesus

4. FOURTH MESSAGE:

“Tell My children, they must be obedient to give tithe and offerings”. Said Lord Jesus (While Jesus gave this message, He say “My child, Look there” He showed me beautiful houses which are ready for His children. “My child, these houses are ready, I prepared for all My children, that believe and obedient to Me.” Then He showed me the houses which are not yet completed. I ask “Lord, why are these houses not yet completed?” Lord Jesus say “My child, these house are belong to My children that not generous giving tithe and offerings. These houses will be ready and completed after My children giving more tithe and offerings in My House.”

5. FIFTH MESSAGE:

“Tell My children, they must put in pray all their wealth to Me for protection and blessing while they are still on earth so that when I come to earth for the second time, they are not attached to the earthly wealth. Remember the story of Lot wife,” said Lord Jesus.

6. SIXTH MESSAGE:

“Tell My children, they must be ready and alert because I will coming soon. Sooner than people expects!” Said Lord Jesus.


(Jesus’ coming is not known but the rapture will surely take place. Lord Jesus will come soon!!!)

While Jesus told me the sixth message, He showed me the condition of the sky which was all clear and no cloud. I saw Jesus opened His hands to earth and He spoke “I am ready to take My children.” Then I saw many people in white robe flying up to the sky to meet Jesus and then they were gathered to the left and right side of Jesus. Many people who believe in Jesus were raptured. Moreover, I saw all members of many families were being raptured. I could see the husband and wife with their children flying up towards Jesus. I felt so peaceful to see this sight.

Then Jesus insisted, “look down”. Jesus showed me the situation on earth with a magical telescope. When I looked down I saw the situation was very chaotic. There was no peace on earth during that time. I saw people were running all over the place and they were shouting. Parents tried to look for their children and the youths were looking for their parents. Then Jesus showed me the Church in my hometown. I felt so sad because there were some people who were left behind.

Jesus then said to me, “be faithful to Me. You must convey all things that you have seen and heard to My children on earth.”

Then the Angel send me to earth with the same horse which we rode before. We quickly reached earth. Then the Angel sent me back to the hospital. While I was seeing my earthly body, my spirit immediately went back into it.

When I realized I was already in my earthly body, I noticed that my body had fully recovered from sickness. Praise God! for His power and company.

I remember that when I was in Heaven my body looked like when I was young

That is my testimony of meeting with the Lord Jesus in Heaven.

Kebenaran Sejati - FILSUF YANG MENCARI ALLAH (Yustinus)

Yustinus Martir, seorang filsuf muda pada abad kedua, mendengarkan dengan baik pidato seorang lain yang berpendidikan baik.

“Orang-orang yang menjadi pengikut orang Nazaret yang mati itu adalah orang-orang bodoh yang percaya kepada takhyul,” kata si ahli pidato itu. “Yang mereka puja tak lain hanya awan-awan dan pengaruh bintang. Saya kira mereka merupakan ancaman bagi kekaisaran ini.” Orang-orang yang berkumpul di sana dalam bentuk lingkaran itu menganggukkan kepala. Namun Yustinus tidak begitu cepat menyetujui. “Saya tidak begitu yakin akan hal itu,” ia memberi komentar. “Mereka sangat tulus. Saya telah mendengar tentang orang-orang Kristen yang mengakui iman mereka, walaupun mereka tahu mereka akan dilemparkan ke dalam ketel yang berisi minyak yang mendidih demi keyakinan mereka.”

Satu di antara orang-orang itu tertawa terkekeh-kekeh. “Yustinus, kamu tidak akan menjadi orang Kristen, bukan?”
“Saya ingin mengetahui kebenaran,” Yustinus menjawab dengan tenang. Sejak masa kanak-kanaknya, Yustinus telah mencari-cari. Ia telah mewarisi kekayaan yang cukup besar yang membiayai perjalanannya ke seluruh pelosok kekaisaran Romawi. Ia menjadi seorang wisatawan yang dikenal sepanjang jalan-jalan dagang. Ke mana pun ia pergi untuk mencari pengetahuan dan kebenaran, ia melihat keteguhan iman orang-orang Kristen yang dihina itu. “Apa yang terpenting dalam hidup ini?” Yustinus bertanya kepada seorang guru yang beraliran Stoa. Orang-orang dari aliran Stoa percaya bahwa dunia merupakan tubuh Allah. Orang itu menjawab, “Carilah kebajikan.” Seorang pengikut Plato menasihati Yustinus untuk melarikan diri dari dunia dan dengan cara ini ia akan menjadi seperti Allah, dengan kembali ke dunia roh semata-mata. Tetapi walau bagaimana pun Yustinus mencoba, ia tak dapat manahan keinginan-keinginan jasmaniahnya. Ia menerima nasihat dari guru-guru ternama lainnya, tetapi tak seorang pun memberikan jawaban yang memuaskan kepadanya. Ia berulang-ulang bertanya kepada dirinya sendiri, Di mana arti kehidupan ini? Di manakah Allah, seandainya ada Allah?

Ia memikirkan lagi tentang orang-orang Kristen yang berani yang diketahuinya itu. Pada saat itu, agama Kristen adalah agama yang tidak sah dalam kekaisaran Romawi. Beribu-ribu orang telah mati sebagai martir. Yustinus telah merasa pasti bahwa orang-orang Kristen itu tidak bersalah. Ia merasa bahwa mereka mungkin saja tersesat, tetapi mereka pasti tidak jahat.
Pada suatu hari filsuf yang sedang mencari Tuhan itu pergi berjalan-jalan dalam suatu ladang yang sunyi dekat kota Efesus. Sementara ia berjalan, ia tahu bahwa seorang laki-laki tua mengikutinya di belakang. Tiba-tiba ia membalik dan berhadapan dengan orang asing itu. “Mengapa Anda menatap saya?” orang tua itu bertanya. “Saya merasa heran menemui orang lain di ladang yang sunyi ini,” jawab Yustinus.

“Saya ada di sini untuk mencari seorang anggota keluarga saya. Tetapi mengapa Anda ada di sini?” orang tua itu bertanya dengan sangsi.

“Untuk menguji akal saya.”

“Apakah filsafat memberikan kebahagiaan kepada seseorang?” “Ya,” Yustinus menjawab. Tetapi nada suaranya tidak pasti. “Jelaskan pada saya, Anak Muda. Apa filsafat dan kebahagiaan itu?” Yustinus memberikan jawaban biasa, “Filsafat adalah pengetahuan yang lengkap akan realitas dan daya memahami kebenaran dengan jelas. Kebahagiaan adalah upah dari pengetahuan dan kebijaksanaan seperti itu.” “Apakah definisi Anda mengenal Allah?” orang tua itu bertanya. Sekali lagi Yustinus menggunakan jawaban lancar yang pernah diajarkan kepadanya: Allah itu merupakan sebab yang tidak berubah bagi segala hal lainnya. “Lalu dapatkah seseorang mengenal Allah tanpa mendengar dari seseorang yang telah melihat-Nya? Bagaimanakah filsuf-filsuf, yang tidak pernah melihat Dia itu, dapat membuat penilaian yang benar?” Yustinus menjawab dengan mengutip Plato, “Allah hanya dapat dikenal dengan pikiran, dan hanya pada saat pikiran itu murni dan terang.” Orang tua itu tidak terkejut. “Ada guru-guru pada zaman kuno yang berbicara dengan Roh Ilahi dan meramalkan masa akan datang. Mereka membuktikan diri dengan ramalan-ramalan dan keajaiban-keajaiban mereka.” Yustinus menatap dengan aneh kepada orang tua itu. Ia tidak dapat memberi jawaban. “Saya harap, Anakku, pintu gerbang cahaya akan terbuka bagi Anda. Hal-hal ini dapat dimengerti hanya oleh orang yang diberi hikmat oleh Allah dan Kristus.” Yustinus tidak pernah bertemu lagi dengan orang asing yang tua itu. Beberapa waktu kemudian ia menyebutkan peristiwa itu dan menulis: “Dengan segera nyala api berkobar dalam hati saya dan kasih…orang-orang yang menjadi sahabat-sahabat Kristus ini menguasai saya. Menurut pendapat saya filsafat itu sendiri aman dan berfaedah. Lebih-lebih lagi, saya berharap bahwa semua orang…tidak akan menjauhkan diri mereka dari…Juruselamat.” Pada saat ia percaya bahwa agama Kristen adalah satu-satunya filsafat yang benar, Yustinus pergi mengabarkan tentang Kristus kepada filsuf-filsuf lainnya. Setelah ia dibaptiskan, ia menjadi seorang guru yang mengembara. Ia mengunjungi persekutuan-persekutuan Kristen yang pertama di tempat-tempat terkenal, seperti: Efesus, Iskandaria, dan Roma. Ia mempergunakan karangannya untuk menantang ahli-ahli kritik dan penganiaya-penganiaya orang-orang Kristen. Pada masa sekarang, hampir 1800 tahun kemudian, karangannya yang disebut Apologies dianggap sebagai tulisan klasik dalam kesusasteraan Kristen. Yustinus sendiri dianggap sebagai pembela orang-orang Kristen atau agama Kristen yang terbesar. Tak dapat dielakkan lagi Yustinus harus menentang orang-orang Romawi dan ditangkap karena pengajarannya. Pada tahun 163 dia dan beberapa orang Kristen lainnya dihadapkan ke Rustikus, kepada daerah Roma. Yustinus dan sahabat-sahabatnya dengan berani mengakui iman mereka dan menolak untuk memberikan korban kepada dewa-dewa berhala; mereka dipenggal. Setelah kematiannya, filsuf yang terkemuka itu menjadi terkenal sebagai Yustinus Martir. Teladannya yang sangat baik menjadi inspirasi bagi orang-orang Kristen di kemudian hari yang bersedia mati sebagai martir oleh karena mereka memilih untuk mengikut orang Nazaret yang dianggap hina itu, yaitu Yesus Kristus.

Kesaksian - Tumor di Perutku Menghilang Ketika Aku Percaya Yesus

Pertengahan 1984, Bini merasakan ada yang tak beres pada perutnya, penat, seperti ada yang menekan. Namun itu tak dihiraukannya. Ia tetap bekerja seperti biasa. Bangun jam 23.00 WIB saat kebanyakan orang di desa Bejen, Kaliwungu, Semarang masih lelap tidur. Setiap hari, ia harus puas dengan tidur 4 sampai 5 jam. Tangannya dengan sigap menyiapkan masakan yang akan dijualnya ke pasar Teguhan -Boyolali atau Kaliwungu. Menu yang ia siapkan cukup beragam. Nasi soto, sambal goreng, pecel dan beberapa sayuran. Sementara, suaminya berjualan kain di Blitar.

Bini memang harus kerja keras karena saat itu keenam anaknya masih sangat butuh biaya sekolah. "Saya ingin mereka berpendidikan, lebih baik dari kami orangtuanya," aku Bini yang tak tamat SD.

Untunglah, anak-anak cukup mengerti kondisi orangtuanya. "Mereka semaksimal mungkin membantu saya. Sepulang sekolah, mereka memotong sayur-mayur yang akan dimasak malam harinya. Bahkan anak-anak yang agak besar terpaksa bergilir tidak masuk sekolah untuk menjaga adik- adiknya di rumah. Sampai-sampai, anakku, Catur, mendapat julukan Mbok Pon karena setiap Pon (penanggalan Jawa, red.) ia tidak sekolah," kata Bini mengenang.

Menderita Tumor

Suatu pagi, Bini tak dapat menahan rasa sakit. Perutnya seperti diaduk. Kali ini, ia terpaksa ke dokter di Boyolali. Setelah diberi obat, ia merasa lebih enak. Tak lama kemudian, rasa sakitnya berkurang. Namun, ia tak bisa tenang-tenang istirahat di rumah. "Meski kadang perut kambuh, selama bisa ditahan, saya tetap berjualan. Kebutuhan makan sehari-hari untuk anak sangat besar. Belum lagi keperluan sekolah juga tak sedikit. Kalau saya nggak kerja, gimana?" tutur wanita sederhana yang selalu berkebaya ini.

Lima bulan kemudian, Bini kembali ke dokter, lagi-lagi karena tak tahan dengan rasa sakit yang menyerang. Ketika ia raba-raba perutnya, seperti ada yang mengganjal. Karuan saja, ia kaget dan panik. Oleh dokter yang kedua, Bini dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap. Maka dengan hati yang lungkrah, Bini diantar keluarga pergi ke RS Jebres di Solo.

Bayangan dan pikiran Bini campur aduk tak karuan. Satu sisi memikirkan sakitnya, di sisi lain, ia teringat anak-anak, pekerjaan, dan segudang kebutuhan. "Pikiran saya nggak karuan, apa lagi saya dengar harus rawat inap," kenangnya getir. Hari kesebelas di rumah sakit, pikiran Bini semakin galau saat mendengar penjelasan bahwa dari hasil USG, ada tumor di perutnya dan harus segera dioperasi.

Tumor? Operasi? Sungguh dua kata itu sangat menakutkan baginya. Tidak saja bayangan sakitnya dioperasi, tetapi juga anak-anak yang harus ditinggalkan di rumah. Lantas, bagaimana pula dengan biaya yang cukup besar. Dari mana semua itu?

Perut Kian Membesar

Kondisi Bini semakin memprihatinkan. Perutnya membesar, ia tak lagi bebas bergerak. Untuk duduk pun, ia harus mencari posisi yang pas supaya rasa sakitnya berkurang. Bahkan akhirnya Bini tak mampu lagi berjalan, ia perlu bantuan orang lain untuk memapah atau menggendongnya. "Perut saya sebesar balon dan keras sekali. Hampir semua orang yang melihat kondisi saya menangis. Hati saya tambah sedih kalau ditengok teman. Dalam hati saya bertanya, kenapa saya harus mengalami semua ini?" kisahnya.

Ingin rasanya ia menolak untuk operasi. Namun, ia juga takut akan kondisinya yang semakin parah. "Saya betul-betul bingung. Dalam hati saya berkata, 'Duh Gusti tolong saya.' Beberapa hari sebelumnya, anak kedua kami, Christine Sri Rahayu, yang telah kenal Yesus menjagaiku, menghibur dan menguatkan. Beberapa temannya pun datang menengok saya dan mengatakan hal yang sama yaitu ada pertolongan dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kala itu, anak-anaknya yang kecil sudah mulai ikut sekolah minggu."

Ketakutan dan kebingungan Bini makin memuncak. Tubuhnya pun luruh tanpa daya. Ia tak pernah mampu menata hatinya untuk tetap tenang. Saat gundah dan sedih merasuk hati, ia teringat ucapan-ucapan yang memberi harapan bahwa Yesus Kristus dapat menolong. Ia berdoa dalam hatinya dengan permintaan sederhana, tolong saya ya Tuhan.

Percaya Yesus, Tumor Menghilang

Malam hari sebelum tindakan operasi, Bini ditengok Denish Free, seorang misionaris asal Amerika yang melayani di GJKI Salatiga dan juga kebaktian keluarga di lingkungan tempat tinggal Bini. Denish sudah sangat dikenal Bini karena kerap bertandang ke rumahnya menemui anak-anaknya.

Malam itu adalah saat yang terindah dalam hidup Bini. Ia mendengar dari Denish tentang jalan keselamatan di dalam nama Yesus Kristus. Roh Kudus bekerja di dalam hatinya. Memberi pengertian baru bahwa hanya melalui darah penebusan Yesus, manusia bisa sampai kepada Allah. Ada kehidupan kekal bagi orang percaya. Tak hanya itu, Denish juga menjelaskan kuasa Yesus yang ajaib dan mukjizat kesembuhan di dalam nama-Nya.

Malam itu, oleh karya Roh Kudus, Bini percaya kepada Yesus. Denish berdoa untuk Bini agar iman di hatinya terus tumbuh. Doa yang kedua, memohon kesembuhan untuk tumor Bini. "Setelah doa, meski masih sakit sekali, pikiran saya tenang. Saya berserah pada Tuhan," imbuhnya.

Esok paginya sekitar jam 05.00 WIB, Bini buang air kecil. Darahnya berdesir, jantungnya berdegup keras. Kaget tak karuan. Bini hampir tak percaya apa yang dilihat matanya. Air seninya hitam pekat seperti air kopi dengan bau menyengat. "Perut saya yang gede seperti orang hamil 9 bulan lama-lama kempes, kisahnya dengan mata berkaca-kaca mengingat kejadian ajaib itu.

Tentu saja Bini heran dengan kejadian itu. Begitupun Christine yang menemani di rumah sakit sepanjang malam. Berita segera sampai di telinga suster jaga dan akhirnya pihak rumah sakit kembali mengecek kondisi Bini, USG lagi. Hasilnya? Mukjizat Tuhan! Tumornya tidak ada! Rasa sakit yang menyiksanya hilang lenyap. Bini merasakan badannya segar. "Seperti mimpi," ucapnya.

Kesaksiannya Membawa Berkat

Dokter yang menangani Bini tak kalah bingung. "Dia bertanya pada saya, dikasih apa Bu? Pakai dukun, ya?" kata Bini menirukan kebingungan dokter. Bini lantas menceritakan pada dokter apa adanya. Apa yang telah ia dengar, apa yang dirasakannya. "Saya percaya yang menyembuhkan saya Gusti Yesus. Saya ndak pakai apa-apa. Cuma didoakan dan percaya saja pada-Nya,"

Kejadian ajaib itu segera saja sampai di desa Bejen, tempat tinggal Bini. Semua orang yang mendengarnya takjub. Lebih-lebih bagi mereka yang sehari sebelum kejadian itu membesuk Bini, melihatnya dengan perut besar dan merintih kesakitan. Tetangga. keluarga, dan teman- teman di pasar yang datang melihatnya, tentu saja penasaran ingin mendengar "kisah aneh" tersebut.

Dua hari kemudian, Bini diizinkan pulang, meninggalkan rumah sakit. Kejadian yang dialami Bini benar-benar sebuah kesaksian besar tentang kuasa Tuhan. Beberapa orang yang yang tak puas dengan kisah Bini yang selintas itu kembali mendatanginya untuk bertanya lebih dalam. "Saya cerita apa adanya. Ndak nambahi, ndak ngurangi. Pokoknya saya didoakan, saya beriman, saya percaya Tuhan Yesus dan paginya terjadi seperti itu. Lalu firman Tuhan yang diceritakan pada saya itu saya ceritakan kembali pada orang-orang yang Tanya sama saya. Mbah Soma, salah satu tetangga yang dengar cerita saya itu lalu menerima Yesus. Sampai sekarang ia setia pada Tuhan dan rajin pergi ke gereja," kenangnya penuh rasa haru.

Merasakan Perubahan Hidup

Merasa sudah sehat, beberapa hari kemudian, Bini kembali bekerja, jualan di pasar. Namun ada satu perubahan. Bukan cuma kerja keras yang dilakukan Bini setiap harinya, "Saya juga berdoa mohon berkat untuk jualan saya dan berdoa juga buat anak-anak," kata Bini tersenyum.

Sukacita Bini melimpah. Sungguh ia tak dapat menghitung kebaikan- kebaikan Tuhan. Doa dan kerja yang dilakukan bertahun-tahun telah membuahkan hasil. "Saya berterima kasih sama Tuhan, anak-anak bisa sekolah dengan baik, dan ikut Tuhan".

Harapan Bini tercapai. Kedelapan anaknya, Subito, Christine Sri Rahayu, Suharso, Catur Samiasih, Is Wahyudi, Wiji Utami, Erni Johan, dan Hasto Nugroho telah mengecap pendidikan lebih dari orangtuanya. Uniknya, empat dari mereka adalah jebolan STII, Jogjakarta. "Anak bungsu saya masih kuliah di UKRIM," kata Bini yang banyak mengasuh anaknya sendirian karena suaminya telah meninggal sepuluh tahun lalu. Rentetan anugerah yang dirasakan Bini seakan meling kupi masa tuanya. Dan pasti antgerah terbesar di dalam hidupnya adalah perjumpaannya dengan Yesus, Sang Juru Selamat. "Saya madep mantep nderek Gusti Yesus," ungkapnya dalam bahasa Jawa, maksudnya tidak ragu-ragu atau sungguh-sungguh mantap mengikut Tuhan Yesus.

Kamis, 20 Desember 2007

6 Messages From Jesus to the Church - Brani Duyon's Testimony

Jesus spoke to me, “when you go back to earth tell all My children about these messages” (There were SIX MESSAGES which Jesus had given to me):

FIRST MESSAGE:
“Tell My children, they must to believe in Me with all their hearts, their strengths, and their minds. Those who are worried and doubted will not get into here.”
Said Lord Jesus.

SECOND MESSAGE:
“Tell My Children, They must be faithful to come to the Church service because that is the time when I will shine over their faces and they will look for my face. I will be very pleased to see My children worshipping at Church.”
Said Lord Jesus

THIRD MESSAGE:
“Tell My Children, They must be faithful to pray, do My will, and live with My words”
Said Lord Jesus

FOURTH MESSAGE:
“Tell My children, they must be obedient to give tithe and offerings”.
Said Lord Jesus (While Jesus gave this message, He say “My child, Look there” He showed me beautiful houses which are ready for His children. “My child, these houses are ready, I prepared for all My children, that believe and obedient to Me.” Then He showed me the houses which are not yet completed. I ask “Lord, why are these houses not yet completed?” Lord Jesus say “My child, these house are belong to My children that not generous giving tithe and offerings. These houses will be ready and completed after My children giving more tithe and offerings in My House.”

FIFTH MESSAGE:
“Tell My children, they must put in pray all their wealth to Me for protection and blessing while they are still on earth so that when I come to earth for the second time, they are not attached to the earthly wealth. Remember the story of Lot wife,”
said Lord Jesus.

SIXTH MESSAGE:
“Tell My children, they must be ready and alert because I will coming soon. Sooner than people expects!”
Said Lord Jesus.

The Vision of the Return of Christ - David Michael

(Isaiah 63:1) says: Who is this Who comes from Edom, with crimson-stained garments from Bozrah [in Edom]? This One Who is glorious in His apparel, striding triumphantly in the greatness of His might. It is I Who speaks in righteousness [proclaiming vindication] mighty to save.

Also, Habakkuk 3:3-15 God came from Teman (Yemen) and the Holy One from Mount Paran. His glory covered the heavens , and the earth was full of His praise. And His brightness was as the light, He had horns coming out of His hand, and there was the hiding place (Tabernacle) of His power. (Please locate and read the rest of the passage.) Isaiah 34:9&10; Psalms 110; Psalms 45; Rev. 19; Jude 14 & 15 emphasis Authors

What David saw and experienced was absolutely extraordinary. He saw the return of the Lord Jesus, Who had descended from heaven into earth's atmosphere, moving through the skies above Teman (Yemen and Saudi Arabia.) He literally experienced what it would be like to be taken up to be with the Lord and to return with Him in the air. I will try to share it with you as he gave it to me, as if that could ever be possible.

As the experience opened I suddenly felt as though I had been taken to another place. I looked around and saw gathered all around me, a countless number of saints. Their faces were beautiful and radiant, for they were there for the marriage supper of the Lamb. His bride, of which, I was a part had been caught up to be with Him in the air suspended in His Tabernacle, high in the sky above the Arabian Peninsula. We were hidden in the canopy of the divine bridal chamber. As I looked around, I realized I was in a building that was larger than anything that I had ever seen before. It was both vast, and tall. The ceiling was so tall that had the building been constructed upon the earth it seems as though one could have perhaps seen it from neighboring states. One can imagine the immensity of a building designed to hold the saints from antiquity to the time of the great catching away of the Church.

As I looked up, suddenly the veil opened and I saw Messiah sitting upon His throne overlooking with wonder and delight His perfected bride. As Messiah's eyes moved slowly across the great community of saints, he would look deep and penetratingly into the eyes of each one, captivating and caressing their soul with His tender love. So it was with me. When our eyes met, I felt His approval, His great delight that I was there with Him. I could see and understand His weighty purpose for my life and for the Church on earth. At the same time I had an understanding of eternity
itself. Joy overflowing filled my heart. Deep thankfulness for all that I now understood only added to the exhilarating joy. The pageantry, the joyous
merriment, the bridal song, the dance of the bride was all part of this suspended moment of long awaited intimacy with our Beloved. Finally, we knew Him as we were known. In what were perhaps only minutes, love's fulfillment was greater than the heart could ever have been prepared for. Everything I ever wanted to feel or ever could have hoped to feel was exploding inside me. Yet I was fixated upon Him with such serene calm. Love divine was possessing my very being and sweeping me away with adoration and wonder.

Yet, even in this incredible moment in time encapsulated by His love, riveted upon His watchful and tender gaze we were able to know anything we
wanted or needed to know about anything, even those things that did not necessarily pertain to the Chamber in which we were hidden. We also knew the things that were occurring upon the earth. Earth was very dark and the space between this heavenly Tabernacle and earth was filled with clouds so black as to beggar description. What was happening on earth itself was hideously evil and perilous beyond my limited human vernacular to explain. Only a drastically reduced number of the human race was left. Many lay dying within the earth's desolation. Human carnage was everywhere. We thought as our awareness of the earthly desolations increased, there has never been anything like this in the history of the human race. It left us with an awesome soberness. Yet, being encapsulated by His wonderful love and wisdom, did this knowledge in any way take away from the wonder of being with our Beloved who is just in all that He does.

Destiny began to grip our hearts as we realized that we must soon respond to its call to re-enter earth to save all of Israel and the remaining Gentiles who were awaiting the coming of the true King of Israel. All of Israel was waiting, looking for their Messiah to come and deliver them. We saw the huge commonwealth of Jewish people desperately searching for Him who alone could save them. Messiah knew of the imminent deliverance He was about to make. We could feel His growing anticipation of this final crescendo, in human history when at last He would take His rightful place as the King of all the earth. As His anticipation and joy grew, so did ours, for we were now one in heart with Him whom we loved. But, everything was set to precision timing. At this moment He was enjoying intimacy with His Bride, while yet the Holy Spirit and His angels were carefully caring for those who were His on the earth preserving them for His appearing.

In what seemed like the next moment, it was time, and the descent to earth to take up His throne was upon us. Our Messiah began to lead us forth in our gradual descent, still hidden in the clouds not yet seen with the naked eye. Hundreds of thousands of Jewish people were eagerly awaiting His coming. Knowing He was coming to a people who were ready to make Him King, Messiah with His grand entourage continued to descend until He reached the skies just above the Mount Paran at which time we began to move parallel to the mountain range. The sight of Eternity's King and His
grand army of saints was so glorious, filled with such pageantry the likes of which no earthly king has ever seen. The King of Glory adorned in majesty coming to earth with His bride clothed in His own glorious apparel designed just for her. His glorious Church -- jewels immemorial. Oh, words are pail -- books could be written and never tell the real splendor of this divine crescendo of the ages.

Together we traveled just above the Kings Highway in the sky across the Jordanian mountains. I don't remember undergoing any special transition from the
suspended palanquin in the sky to being part of a numberless holy army, but somehow that transition was made and we were now part of the most powerful army in all creation. Due east of Jerusalem, at Ammon, the Holy army being led by their Divine Captain of the Host now on His white horse became visible to all. Riding on triumphantly for truth with the host of the saints behind Him. We turned and headed straight for Jerusalem, where we would enter through the eastern gate. Eternity's King -- mighty to save, and His glorious Church were reroute to save all of Israel, His beloved; and those who looked for his coming. The anti-Christ had given his best to take what rightfully belonged to the Great King, but in the end was overthrown by the Eternal King Himself. Every eye saw Him, and those who looked for His appearing loved Him.

(It was a most glorious vision of the return of Messiah with His Church)

The TRUTH - Why Should We Pray?

The following is something I experienced Jan. 28th, 2000 / 8:15 pm / Hollie L. Moody

I saw the Lord sitting on a large white throne. A long long line of people were gathered before Him. I was standing to the side observing all of this. I was bewildered by the fact that all of these people had no face. Where their face should have been, there was just a blank.

Each time a person came before the Lord, He would open up a book and read out of it all the things this person had done. Everything was recorded; and the Lord read the whole book from beginning to end. Every person in this particular line was being judged, and condemned to hell. Each time the Lord would tell each person they were
condemned, the person would begin to scream, and cry, and beg the Lord for just one more chance. The Lord had tears rolling down His own cheeks, but would shake His head, telling each person they had had plenty of opportunities to repent and live for Him. This went on for quite some time.

Finally, the Lord looked over at me, and asked me, "Why aren't you doing anything?" I was confused. "What would you have me to do, Lord?" I replied. "Pray," the Lord replied. So, I began to pray, but not really with any fervency. After a short time of this, the Lord turned to me with concern and said, "Look at these people. Really look at them." As I did so, their faces came into focus. They became people I knew vaguely. They were acquaintances. I began to pray a bit more fervently for them. After a time, the Lord turned to me again with stronger sternness, and said, "Look at these people once again." Now the people became friends. "You must pray harder, " the Lord admonished me. I began to pray a bit harder. But still, the long line of people would come before the Lord, He would read them their life's story from their own personal book, and then be condemned.

Once again the Lord turned to me, this time in anger. He was still weeping over the souls who were being condemned. "Do you really understand and comprehend what is happening here?" the Lord asked me. "Behold !!" Then, a hole opened up behind the long line of people. I glanced towards the hole. There was an awful darkness coming from it. I heard screams, and shouts, and wails, and moans coming from the hole. "Go and look," the Lord commanded me. I didn't want to. I was scared, but it was as if a hand were at my back forcing me to the edge of this black hole. When I reached the edge of this black hole, I glanced down in it. Then, I drew back in terror and horror. I could see down the black hole. It appeared to be a long, descending tunnel. I could see a seething, roiling mass of people at the bottom of this hole. They were so crowded together they appeared to have no space between them at all. There were flames, and a red orange glow coming from the bottom of this black hole. I smelled sulfur (like matches). I saw fire and flames. I felt the intense heat of the fire. I saw maggots crawling all over the bodies of the people at the bottom of the black hole. The people were on fire, yet were not being consumed by the fire. But, they were screaming out in agony and pain from the fire. They were looking up towards the opening of the black hole. Their hands and arms were raised upwards. They were shifting and moving restlessly like huge waves. And they were screaming. Screaming for deliverance, for mercy. But there was no mercy. There was no deliverance.

I drew back from the edge of the black hole in terror and horror and despair. I turned back towards the Lord sitting on His throne. He was still reading from the books. Now I saw a large, endless stack of books piled next to His throne. And I knew that every one of the people who those books were written about, were going to be condemned. I looked at the long, endless line of people gathered before the Lord, waiting to be judged. Now, I saw every face clearly. They were my friends, my family, my relatives. And they were being condemned. And I saw them being cast into the black hole, and I heard them as they screamed as they fell down the long tunnel. The Lord turned to me, with tears streaming down His cheeks, and said, "Now pray." I began to weep and scream out to God to have mercy on these people. As each person was condemned, I ran to the edge of the black hole and tried to pull them back out of the black hole. I would grab their hands and arms, and try to hold onto them. But they would slip from my grasp. I was beside myself, trying desperately to keep these people I loved from going down the black hole. I reached out and grasped onto the Lord, then reached down with my other arm into the black hole to try and grab people out of the black hole. "Let go," the Lord told me. "If I let go of you, I'll go into the hole myself," I protested. "Let go," the Lord said again. I let go. It was as if unseen hands were holding onto me. I laid down next to the edge of the black hole, reached down inside of it, trying to grab hold of and grasp onto the people who were falling down into the black hole. I felt like I myself was being burned from the fire and the flames. At times, I felt as if "claws" reached out from the black hole and struck at me. I felt burns on my arms, and saw scratches appear on my arms. I was weeping, and calling out to God for the deliverance of these, my loved ones. I was begging God to have mercy on my loved ones, and to not condemn them to the black hole. "It's easier to pray for the lost when they are your own loved ones," the Lord said to me. "Remember, all the lost are My loved ones. I want My children to begin to pray for these, My lost children, as you are praying for them now. I would raise up a generation of intercessors to stand in the gap for My lost children. These intercessors will feel the heat of the battle, and be burned by it. The forces of hell will come against them, and attack them. Yet, I will be with them, and will hold onto them. Now will you pray?"