Jumat, 22 Juni 2012

Surat I Yohanes 3 (Alkitab)

3:1Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
3:2Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
3:4Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.
3:5Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.
3:6Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.
3:7Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;
3:8barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.
3:9Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
3:10Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.
3:11Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;
3:12bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
3:13Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.
3:14Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
3:15Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
3:16Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
3:17Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
3:18Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
3:19Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,
3:20sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.
3:21Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,
3:22dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.
3:23Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.
3:24Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.

Minggu, 13 Mei 2012

Bebas dari ikatan kuasa Gelap (Herman Saputro)

Sejak kecil, Herman sudah berhubungan dengan hal-hal gaib karena orangtuanya yang mengajak ke tempat-tempat seperti itu. “Saat itu saya berpikir bahwa yang memberikan rejeki dan kesehatan, itu dari kuasa gelap.” 

Herman memulai kisahnya. “Tapi saya tidak mengerti Tuhan itu yang mana.” katanya lagi. Sampai akhirnya, kejadian yang menakutkan dialaminya.
Suatu malam, ketika dia masih kecil, dia terbangun dari tidurnya dan waktu membuka lemari pakaian yang ada di kamarnya. Ternyata di sana, dia melihat ada kepala yang terpotong. Meskipun kaget, karena masih kecil hal itu dianggapnya hanya sebagai mimpi belaka. Tapi bagaimanapun juga, dia menyadari bahwa dia melihat sesuatu yang menakutkan, dia sampai susah tidur.

Herman mengira bahwa peristiwa menakutkan itu akan hilang begitu saja, tapi ternyata semakin dewasa kejadian itu makin menakutkan. Ada kejadian-kejadian yang membuat hidupnya makin tersiksa. Ketika dirinya beranjak remaja, saat sedang tidur seringkali Herman mendengar suara-suara di telinganya. Kadang-kadang badannya seperti disentuh, bahkan sampai selimutnya ditarik.

Tak hanya di rumah, di tempat lain dimanapun dia tidur, dia mengalami hal yang sama. Bahkan kali ini lebih parah lagi. Ada nenek-nenek yang mencoba mencekiknya. Cekikan nenek itu didorong-dorongnya dengan kuat, sambil mendorong sambil menjerit juga. Sampai akhirnya terlepas juga. Saat itu juga, dia tidak bisa tidur lagi.

Gangguan-gangguan makhluk gaib itu, membuatnya memanggil dukun berikut timnya. Ada tumpeng, kemenyan, air garam sebagai alat pengusir setan. “Satu dua hari hilang setannya, tapi setelah itu tambah berat lagi siksaannya,” kisah Herman tentang hari itu. Padahal boleh dibilang, dukun yang dipanggilnya merupakan dukun yang kuat. Setan-setan itu lebih kuat lagi menariknya, seolah-olah menyuruhnya untuk menyembah mereka.

Segala cara mereka lakukan. Akibatnya, hal ini juga berdampak pada keluarga Herman. Ayah dan ibunya seringkali bertengkar sehingga ketentraman dalam rumah tangga itu sudah tidak ada lagi. Hal ini pun memberi dampak kepada Herman, yaitu dia menjadi orang yang mudah sekali naik darah. Meskipun beberapa kali dikeroyok dan babak belur, tapi kalau ada orang yang menghalangi jalannya, dia akan mengajak mereka berantem.

Sampai suatu hari, nyawa seseorang jadi korban. Hari itu, dia menggoda seorang perempuan yang lewat, ternyata perempuan itu mengadu kepada pacarnya. Sang pacar bersama beberapa orang langsung saja menghampiri tempat kostnya. Kebetulan saat itu, adik kembar Herman ada di sana. Mereka pikir, adiknyalah yang menggoda wanita itu. Akhirnya, mereka pun mulai memukuli adik Herman tersebut. Mereka bertengkar hebat. Karena gelap mata, Herman menusuk salah seorang penyerangnya dan kena pinggangnya. Akibat hal itu, Herman ditahan polisi. Namun, semuanya dapat diselesaikan secara kekeluargaan, akhirnya Herman bebas.

Semua kejadian itu, tidak membuat Herman bertobat tapi sebaliknya. Dia terjerumus dalam sebuah pergaulan yang akan membawanya lebih dalam lagi. “Kalau lelaki itu, kata orang harus kenal perempuan, kenal rokok, kenal perempuan, kenal dugem-dugem. Itu baru laki-laki,” kutip Herman tentang perkataan orang lain terhadapnya.

Entah mengapa, hal-hal itu makin membuatnya gelisah. Ingin cepat membunuh orang dan juga ingin cepat mati. “Tidak ada damai, kosong… yang saya rasakan begitu. Tidak ada pengharapan, tidak ada sukacita bahkan panas hati..” itulah perasaannya waktu itu dia bertemu dengan temannya suatu hari dan temannya bilang untuk percaya kepada Tuhan. Lalu, mulailah temannya ini mengenalkan dia kepada saudaranya yang memimpin kelompok rohani. Mereka sama-sama bertemu dan berdoa di rumah Herman. “Kelompok rohani ini menyarankan kepada saya untuk menerima Tuhan Yesus. Saya langsung jawab ‘iya’ karena saya sendiri memang butuh kekuatan.”

Akhirnya Herman mengaku sebagai orang berdosa dan minta ampun. Mereka sama-sama berdoa dan Herman menerima Tuhan Yesus secara pribadi. Setelah pengalaman itu, sepertinya beban dosa terlepas dalam hidup Herman. “Ternyata satu-satunya yang selama ini saya cari dimana-mana, dengan kesenangan-kesenangan dunia tidak bisa memuaskan, satu-satunya saya dapat hanya Yesus Kristus, yang sangat…sangat memuaskan, memberikan sukacita, memberikan pengharapan, yang sudah memberikan pengampunan kepada saya…” kata Herman sambil menahan haru karena pengorbanan Yesus kepadanya.

Tidak hanya itu, ketika dia berbalik arah dan menerima Yesus, roh-roh jahat tidak lagi mengganggunya. Justru dia bisa mengusir setan, menengking setan dan hidupnya benar-benar merasakan damai sejahtera dan sukacita. Dia dapat memaknai hidup ini lebih bijaksana.

“Saya kenal Pak Herman sejak dari muda sekali. Saya tahu dia pergaulannya yang tidak baik, dan dia orang yang mudah emosi sekali. Dia cepat sekali tersinggung, cepat sekali marah dan suka berkelahi. Berjalannya waktu, dia sangat berubah. Dengan kata-katanya yang baik dan begitu mencintai Tuhan Yesus,” saksi teman Herman, Herbert.

“Bagi saya Tuhan Yesus adalah pembebas, pelepas, pemuas, penyelemat penebus, pemberi damai dan sukacita di dalam hidup saya. Bagi saya itu Yesus.”

White Magic untuk mengobati orang itu ya dari setan juga (Lastri Tampubolon)

        Sejak usia lima tahun, Lastri Tampubolon telah melihat hantu dan setan yang sangat banyak. Hal itu membuatnya ketakutan. Roh jahat itu meneror hampir setiap malamnya. Akibat terganggu atas hal tersebut, tak jarang sang ayah sering bertindak kasar terhadapnya. Hal ini yang membuatnya menjadi pribadi yang kasar.
      
Suatu hari lastri mengalami gangguan selama satu minggu layaknya orang yang kerasukan. Hal ini membuat keluarganya memanggil seorang dukun. Namun pernyataan seorang dukun itu sungguh tidak masuk akal. Menurutnya Lastri tidak perlu diobati karena Lastri akan menjadi seorang dukun yang hebat. Karena menurut sang dukun itu, terdapat banyak roh halus didalam jiwa Lastri. Orangtua Lastri pun percaya akan hal itu karena faktor ketidaktegaan terhadap penderitaan yang dialami anaknya.

Kejadian itu belum usai. Suatu malam Lastri mengaku kemasukan roh dari nenek moyangnya. Hidupnya seketika berubah. “Ada kekuatan yang luar biasa, saya jadi suka untuk mengobati yang sakit. Dan saya digerakan oleh roh itu, untuk mengobati.” Karena hal ini, desanya pun gempar akan ketenarannya mengobati warga. Hal ini membuat sang ayahnya yang terpandang di desa itu melaranga untuk membuka praktek pengobatan itu.

Ketika tak berapa lama sang ayah meninggal, Lastri pun bertambah kuat ilmu dan membuka praktek pengobantannya. Adakalanya dirinya dapat terbang dan mengambil roh orang lain untuk digunakan memuaskan nafsunya. Namun hanya orang yang hidup didalam Tuhanlah yang tidak mampu diganggunya. Adakalanya dirinya merasa terganggu dengan masa depannya ketika melihat teman-teman lainnya telah sukses dalam usaha, telah berumah tangga dan mencapai taraf hidup yang memuaskan. Dikala kekuatannya bertambah, namun kekhawatiran akan masa depan, terus menghantuinya.

Hingga suatu ketika dirinya berteriak disebuah kebunnya untuk mempertanyakan hadirat Tuhan. Lastri merasa ada suara yang menyuruhnya untuk memilih dua jalan, jalan kanan untuk menjadi dukun yang besar dengan konsekuensi menjadi gila, dan jalan kiri untuk mengikut Tuhan. Hal itu membuatnya meminta saran kepada salah satu karibnya. Karibnya pun menghendaki dirinya untuk tidak memilih suara menjadi dukun namun mendoakan yang terbaik baginya.

 Lastri pun memohon kepada Tuhan, agar didatangkan hamba Tuhan untuk membantunya berdiskusi dan mengenal Firman Tuhan. Ketika beberapa hamba Tuhan berdoa untuknya, Lastri pun mulai bermanifestasi. Seketika itupula dirinya melihat ada roh ular, roh babi dan roh orang mati yang membuatnya ketakutan saat ini.
Ketika roh itu keluar, Lastri merasa bebannya terangkat dan dirinya merasa kelegaan dan kelepasan. “dan disitulah saya bertobat, dan saya terima Tuhan Yesus, jadi Tuhanlah Juruselamat saya.” Ungkapnya.

Setelah mengalami pemulihan, dirinya berangkat ke Jakarta. Disanalah dirinya bertumbuh didalam Tuhan Yesus dan meninggalkan perdukunan. “Iblis atau roh perdukunan itu hanya menjatuhkan dan membodohi saya. Yesus baik telah mengubahkan kehidupan saya, telah menyembuhkan saya, telah melepaskan saya.”

Minggu, 15 April 2012

Berteman dengan Setan sejak kecil (James Danardono)

James Danardono sudah menjalin komunikasi dengan roh halus sejak kecil. Ketiadaan ayah yang sering pergi ke luar kota dan ibu yang kerap sakit-sakitan membuat James kerap melamun. Di dalam kesendirian inilah, ia berbicara dengan setan yang mendatanginya.

Tidak hanya menemani mengobrol, makhluk kasat mata ini juga memberikan bantuan ketika James sedang mengalami kesulitan dari teman-temannya. Pada saat dikerjai oleh anak-anak sebayanya, “kawan”-nya ini pun turun tangan membalas tindakan mereka.

Beranjak remaja, James pindah ke luar kota bersama keluarga. Di lingkungan barunya ini, ia bergaul karib dengan para preman. Oleh karena kedekatannya itu, ia pun selalu ikut serta dalam keributan-keributan dengan kelompok lain.

“Dan itu seringkali, kami seringkali ribut, tawuran dan tidak sedikit yang mati makanya dengan itu saya minta roh membantu saya dan rekan-rekan saya. Selain melindungi kami, juga dapat membuat kami kebal saat ditebas pedang dan benda-benda tajam lainnya,”

Berjalan dengan waktu, setan menginginkan ‘hubungan yang lebih’ dengan James. Dalam hubungan yang barunya, setan mau tinggal di diri James. Mendengar hal ini, James pun menolak permintaan setan tersebut.

Namun ternyata keputusannya ini hanya sebentar. Seiring dengan semakin banyaknya musuh yang ia miliki, James akhirnya bersedia menerima tawaran setan. Dengan kesadaran penuh, ia pun mau mengikuti sejumlah ritual-ritual menyeramkan yang dipersyaratkan kepadanya.

Hanya saja, belum setengahnya menjalani persyaratan, James sudah lari tunggang langgang. Ia pergi dari tempat dimana ia akan melakukan ritual karena ia merasakan ketakutan yang sangat.

Di tengah keadaan seperti itu, James memanggil nama Tuhan Yesus. Ia bisa melakukannya karena ia sempat diajarkan oleh sang kakak bahwa jika ia takut akan setan, sebutlah nama Tuhan Yesus.

Singkat kisah, James pun memutus hubungan dengan si setan. Akan tetapi, keputusannya ini membawa konsekuensi yang tidak menyenangkan. Kehidupannya semenjak itu terus diteror oleh makhluk-makhluk halus.

Tidak mendapatkan kedamaian di dalam rumahnya sendiri, James akhirnya mengungsi sejenak ke tempat sang kakak. Berharap situasi akan berubah ternyata itu salah besar. Situasi justru semakin buruk.

Bila dulu perasaan tidak nyaman hanya dirasakan oleh James, sejak kepindahannya itu sang kakak juga merasakannya.

Mengetahui adanya ketidakberesan ini, sang kakak suatu hari menawarkannya untuk didoakan oleh seorang hamba Tuhan. Walaupun dari lubuk hati terdalam enggan menyetujui, ia pun pada akhirnya mengiyakan juga.

“Udah, akhirnya dipanggil juga hamba Tuhan. Pada saat hamba Tuhan itu ketemu saya, ia langsung nembak, ‘Udah ngaku aja ilmu apa yang kamu pelajari?’ Mendengar itu saya pun langsung emosi dan memintanya langsung mendoakan saya”

“Ketika ia mulai mengangkat tangannya, saya tidak tahu mengapa seperti ada tangan yang besar yang mendorong saya ke bawah. Saya pun mulai melawannya dan membacakan mantra. Tetapi saat hendak mengucapkannya, mulut saya tidak bisa ngapain-ngapain”

Segala usaha penolakan yang dilakukan oleh James seperti sia-sia saat itu. Tubuhnya bahkan tiba-tiba menjadi kaku. Tidak lama sesudah itu, setan yang berdiam di tubuhnya pun keluar.

Kedamaian melingkupi James. Pencarian akan penerimaan dan kasih pun ikut berakhir saat ia menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya pada hari itu.

Kini, James hidup bahagia. Bersama dengan orang-orang yang ia cintai, ia menjalani hari-harinya dengan penuh sukacita dan damai sejahtera.

Tidak Merasa Damai Memakai Kuasa Gelap (Hermen Hutabarat)

Tertarik Tapi Ditolak, Ya Dukun Bertindak

“Saya sangat tertarik dengan wanita tersebut, bukan untuk main-main. Namanya seorang pria, ada tertarik dengan seorang wanita itu kan wajar. (Tapi) wanita tersebut mengeluarkan kata-kata yang tidak baik,” ujar Hermen tentang masa lalunya. Saat itu, ketika Hermen menyatakan rasa sukanya, wanita itu berkata, “Aku sudah tahu Abang. Tapi seharusnya Abang sadar, liat diri Abang. Mana mungkin aku suka sama Abang.” ujar wanita tersebut kepada Hermen.

Rasa sakit hati, langsung membuat Hermen ingin membalas wanita itu. Dia mengeluarkan rokok, membaca mantera di dalam rokok itu, lalu menyalakannya dan menghembuskan asapnya ke muka wanita itu. Di dalam hati, Hermen meminta wanita itu membuka pakaiannya dan dia lakukan.

“Tapi saya tidak menyentuhnya. Saya hanya merasa bangga, berbesar hati karena saya merasa saya sudah hebat, saya bisa melakukan apa saja. Karena apa yang selama ini saya harapkan dari Tuhan, nol!” cerita Hermen ketika itu. Hermen pun mengisahkan masa kecilnya kenapa dia berpikir bahwa Tuhan tidak bisa berbuat apa-apa di dalam hidupnya.

Entah Penyakit Apa yang Diderita Hermen

Suatu hari saat dirinya masih kecil, Hermen tiba-tiba pingsan. Dia dibawa ke sebuah rumah sakit di Jakarta. Dia diopname di sana dan didiagnosis alergi. Namun, tubuh Hermen mengalami keanehan, muncul bercak seperti panu di tubuhnya. Bertahun-tahun, Hermen tidak tahu penyakit apa yang dideritanya.

Dia sempat bertanya kepada ibunya, tapi ibunya hanya berkata agar dia berdoa minta kesembuhan. Sampai dewasa, Hermen tetap menderita penyakit yang sama. Bahkan kini, tangannya mulai bengkok, kakinya pun menekuk, sampai-sampai Hermen tidak dapat berjalan dan harus duduk di kursi roda.

Hari itu, kakaknya memberitahu bahwa dia tahu dari temannya, tanda-tanda penyakit seperti yang diderita Hermen adalah penyakit kusta. Saat itu, Hermen bertanya pada Tuhan, apakah dia benar-benar sakit kusta.

Di usianya yang masih belasan tahun itu, Hermen harus menjalani perawatan di panti buat orang berpenyakit kusta. Di sanalah, dia mendapat kabar tentang ibunya. Abangnya yang datang menjenguk, mengabarkan bahwa ibunya yang begitu dia kasihi, telah tiada. “Di situlah saya sempat marah sekali sama Tuhan, dimana kasih-Mu?” ujar Hermen sambil berlinang air mata.

Hermen Mulai Hidup Tanpa Tuhan

“Akhirnya saya bertekad, tanpa Tuhan saya sanggup untuk berjalan. Tanpa Tuhan, saya bisa berlatih, saya harus bisa berjalan kembali seperti semula. Akhirnya dengan tekad yang kuat saya coba terus, meski harus menahan sakit yang luar biasa. Sampai saya harus, katakan dengan kasar, keluar air kencing untuk menahan rasa sakitnya, saya lakukan itu semua. Saya percaya saya pun sanggup berjalan tanpa Tuhan.” Tutur Hermen. Akhirnya, setahun kemudian, Hermen bisa berjalan kembali.

Penyakitnya, Membuatnya Dipandang Rendah

Ketika Hermen berada di tengah masyarakat kembali, banyak orang yang menjauh ataupun terlihat jijik dengan dirinya. “Pada saat itu, semakin bergejolak hati saya, semkain marah. Semakin benci dan dendam yang luar biasa pada saya.” ujarnya. Kebencian yang telah menjalar di dalam hatinya, membuatnya datang kepada dukun yang ada di luar Jakarta.

Dia berguru pada dukun itu. Pada saat dia berada di kamar dan disuruh untuk tidak keluar dari kamar itu, godaan begitu luar biasa. Dia digoda oleh wanita cantik tapi dia mampu menahan godaan itu. Dia ingin menunjukkan pada masyarakat bahwa meski keadaannya seperti itu, dia tetap lebih hebat daripada masyarakat.

Kemampuan Apa yang Dimilikinya Setelah Berguru?

Hermen mendapatkan sebuah keris dari dukun tersebut. Setiap ada orang yang menyakiti Hermen, dia bisa menggunakan ilmu-ilmu yang telah didapatkannya untuk membalas mereka. Seperti yang terjadi pada wanita yang telah menolaknya itu. Bukan hanya itu, dia pun tak segan-segan menggunakan ilmunya untuk mendapatkan uang secara instant.

“Dan juga ilmu pengasihan yang pernah saya gunakan saat itu juga untuk memperdaya sesama saya. Semuanya itu dia berikan. Sewaktu itu saya banyak uang. Bahkan di bawah kasur saya, semua uang, dari ujung kaki sampai ujung kepala.” ceritanya. Namun, entah kemana, uang itu habis begitu saja. “Kalau istilah dunia orang bilang, uang setan. Dan uang setan itu dimakan jin.” Lanjutnya.

“Sehebat apapun ilmu yang saya miliki, tidak dapat merubah keadaan fisik saya, sebagai penderita cacat kusta. Akhirnya semakin lama, terjadi suatu kejenuhan di dalam hidup saya. Tidak ada damai sejahtera, tidak ada sukacita dalam kehidupan saya.” Cerita Hermen.

Berbalik Arah Kembali Kepada Tuhan

Suatu hari, teman dokter yang pernah merawat Hermen, datang mengunjunginya. Dia bermaksud untuk mengajaknya beribadah. Setelah didoakan, Hermen dinasihati tentang tujuan hidup, apa yang Hermen cari di dunia ini. “Dia menasihati, ‘Pak, cari dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Bertobat Pak! Kalau Bapak sekarang mau bertobat, Tuhan sangat sayang pada Bapak, belum terlambat Pak!’” ujar orang tersebut kepada Hermen.

Saat itu hatinya terasa tersentuh, dia membakar semua jimat-jimat yang dia punya. Setelah itu, tiga hari tiga malam, dia mulai diganggu dan diterror. Dia tidak bisa tidur dan tidak bisa istirahat. Dia begitu ketakutan. Akhirnya, Hermen berteriak “Dalam nama Tuhan Yesus,” dan hal-hal gaib itu hilang dengan sendirinya. Dia menyadari bahwa kuasa Tuhan Yesus sungguh luar biasa, lebih hebat daripada jimat-jimat itu. Hatinya dipulihkan, dia mendapatkan hal yang berharga. Meski dalam keterbatasan, dia mendapatkan seorang wanita dan mempunyai rumah tangga yang bahagia.