Tampilkan postingan dengan label Kesaksian Rohani. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesaksian Rohani. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Maret 2014

Dilepaskan Tuhan Dari Bahaya Kebakaran

KESAKSIAN ROHANIMazmur 91:14 "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku , maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.

Saya tergerak untuk menyampaikan sebuah kesaksian yang kami alami beberapa waktu lalu pada tahun 2012 (sayangnya saya kehilangan data tanggal waktu kejadiannya). Sebuah kejadian dimana

Minggu, 02 Maret 2014

Sembuh dari Ginjal Bocor (Sherly Sirait)

Kesaksian rohani, kesaksian nyata kristen
Seorang Sherly Sirait waktu itu tinggal di sebuah asrama 4 lantai. Pada suatu hari ia naik kelantai 4 dalam keadaan kelelahan. Seorang teman yang melihatnya mengatakan bahwa kemungkinan besar ia menderita penyakit tertentu. Benar saja, sampai di lantai 4, kedua kaki Sherly berubah menjadi biru.
Malam harinya kaki itu bukan hanya biru namun makin membengkak. 
 Terpikir oleh situasi itu, esok harinya ia memeriksakan diri ke klinik terdekat. Tapi karena fasilitas klinik yang terbatas, dokter hanya memberikan praduga yang ternyata sama persis dengan dugaan teman Sherly. Keadaan seperti itu biasanya berhubungan dengan ginjal…..

Lemaslah Sherly mendengar pernyataan itu. Sorenya ia segera pulang ke rumah orang tua angkatnya di Bekasi. Menunggu bis yang tak kunjung datang, Sherly makin merasa kelelahan dan mulai merasakan sakit yang luar biasa.

Sampai di rumah ibu angkatnya tersebut, sang ibu mulai menyadari bahwa sakit Sherly bukanlah sakit biasa lagi. Tubuhnya lemas namun berat badan seperti bertambah. Malam itu, Sherly dibawa lagi ke dokter. Urine dan darah Sherly diambil untuk diperiksa, dan terbuktilah bahwa Sherly menderita sakit ginjal. 

Ginjalnya divonis bocor, dan urine telah bercampur dengan virus dan telah sampai di otak Sherly. Itulah yang menyebabkan Sherly sempat kehilangan kesadaran dan tidak bisa melakukan apa-apa lagi. 

Bukan hanya itu, dokter mengatakan bahwa ginjal yang telah terinfeksi itu akan membuat Sherly tidak bisa lagi mempunyai keturunan, dan minimal selama 3 tahun ke depan ia akan tergantung pada obat. Dokter berkata, kalaupun ia sembuh akan ada efek-efek lain yang akan menimpanya.

Sherly sempat kehilangan semangat hidupnya karena semua itu. Ia tidak bereaksi dengan obat apapun yang masuk ke tubuhnya dan ia putus asa, tertekan dan tidak ada semangat lagi untuk melanjutkan hidup.

Di tengah situasi itu, ada orang-orang yang setia berdoa untuk kesembuhan agar terjadi dalam hidup Sherly. Mereka mengasihinya dan mau berdoa bersama dengan dia. Teman-teman kampusnya juga memberi semangat dan dorongan tak henti-hentinya pada Sherly. Tak tertinggal ibu angkatnya yang berdoa siang malam dengan keyakinan bahwa dia pasti sembuh dan bisa terus hidup. Orang tua kandung Sherly di Medan juga turut berdoa tak terputus.

Dan kuasa doa terbukti jua. Kesembuhan perlahan nyata dalam hidup Sherly. Vonis dokter mengenai penggunaan obat pagi siang malam selama 3 tahun sama sekali tidak terbukti. Hanya dalam kurun waktu satu setengah bulan saja ia meminum obat-obatan dokter dan iapun sembuh.

Disitulah Sherly melihat bahwa Yesus benar-benar telah menyembuhkan dia. Proses kesembuhan itu terjadi ketika dalam doanya ia percaya dan berkata bahwa ia pasti bisa sembuh. Imannya pada Yesus membangkitkan kembali semangat hidup dan kepastian bahwa kehidupan itu pasti menjadi miliknya.

Terakhir dia pergi ke dokter untuk diperiksa, penyakitnya terbukti hilang dan ia sembuh! Analisa semua membuktikan bahwa dirinya nihil penyakit. Sherly tahu bahwa kesembuhan ini mujizat dan merupakan kesempatan dari Tuhan baginya untuk hidup lagi kedua kalinya. Tuhan itu sangat baik!

Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka. Amsal 4: 20-22

Mukjizat itu Nyata (Diana Panjaitan)

Kesaksian Rohani -   Berawal dari rasa kesemutan biasa pada jari tangannya, Diana tidak menyadari bahwa itu adalah awal dari kehancuran hidupnya.

Suatu pagi ketika Diana hendak bangun tidur, Diana merasakan sesak di dadanya. Ia tidak dapat menggerakkan tubuhnya dan ia sama sekali tidak dapat berjalan. Dengan rasa cemas, orang tua Diana membawanya ke rumah sakit. Setelah mendapat perawatan oleh dokter dari rumah sakit tersebut, Diana diperbolehkan kembali ke rumah.


Diana kembali ke rumah dengan kondisi yang sudah jauh berbeda. Diana tidak lagi seperti dulu yang selalu ceria. Beberapa hari di rumah, kembali Diana mengalami gejala yang sama dan untuk kedua kalinya ia dilarikan kembali ke rumah sakit. Namun kali ini tubuh Diana sudah lumpuh total.

Hanya dalam waktu satu bulan, hidup Diana seperti berada di ujung tanduk. Dokter menemukan virus ganas yang mematikan bersarang di tubuhnya. Menurut Dr. Freddy Sitorus, dokter yang menangani Diana, kalau hal ini tidak cepat diatasi maka virus itu bisa menyerang syaraf pernafasan dan bila hal itu sampai terjadi maka akan berakibat fatal bagi nyawa Diana. 

"Syaraf utama dalam tubuh saya sudah terkena virus dan semuanya sudah mati rasa...," ujar Diana sambil menangis saat membagikan kisah hidupnya kepada tim Solusi.

Seperti disayat, kenyataan pahit itu juga dirasakan oleh kedua orang tua Diana.
"Dunia seperti runtuh rasanya. Saya hanya berdoa kepada Tuhan agar anak saya disembuhkan," ujar Merry Sitorus, ibunda Diana.

Namun bayang-bayang kematian semakin dekat mengejar Diana. Hidupnya hanya bergantung pada suntikan demi suntikan.

"Saya tidak siap untuk meninggal saat itu. Saya tidak bisa bernafas, dan saya baru menyadari bahwa ternyata nafas itu mahal," ujar Diana sambil menahan sakit.

Diana juga sempat marah dan kecewa dengan Tuhan. Diana merasa bahwa segala usaha dan harapannya yang telah ia gantungkan sepenuhnya kepada Tuhan sepertinya sia-sia. Di saat Diana mengalami kekecewaan yang berkepanjangang, Dr. Freddy Sitorus menyarankan Diana untuk mengikuti sebuah kebaktian kebangunan rohani di Ancol yang dibawakan oleh Rev. Benny Hinn. Menurutnya kalau manusia tidak dapat menyembuhkan, maka Tuhan pasti bisa meyembuhkan.

Iman Diana yakin bahwa hidupnya masih ada harapan. Namun di tengah lautan manusia dan matahari yang membakar Ancol, tiba-tiba saja Diana kehabisan oksigen. Ketika tim doa dari Benny Hinn mendatangi Diana dan berdoa baginya, tanpa disadari lawatan Tuhan terjadi pada hidup Diana. 

"Hati saya seperti plong dan ada hawa hangat di pinggang saya," ujar Diana.
Ketika mereka menyuruh Diana berdiri, maka dengan perlahan Diana mulai bangkit dan dapat berdiri. Diana naik ke atas panggung dan disambut oleh Benny Hinn. Kemudian dengan rasa sukacita yang luar biasa, Diana mulai bisa menggerakkan seluruh tubuhnya tanpa ada rasa sakit.

"Saya tidak pernah menangis. Tetapi saat itu, tangis saya tumpah dan saya kagum atas keajaiban dan kedahsyatan Tuhan terhadap anak saya. Sungguh hebat Kau Tuhan," ujar M.Panjaitan, Ayah Diana, menutup kesaksian ini.

Nafas itu memang mahal, dan yang membuat nafas itu adalah sebuah Pribadi yang sungguh luar biasa. Jadi, hargailah Tuhan. 

(Kisah ini ditayangkan 7 Mei 2009 dalam acara Solusi Life di O'channel)